Perusahaan di Bonai Darussalam Sewa Preman Untuk Teror Warga
Sejumlah warga Jurong, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hilir, mengadu kepada Komisi Perlindungan Anak.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU-Sejumlah warga Jurong, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hilir, mengadu kepada Komisi Perlindungan Anak. Puluhan warga ini mengadu karena anak-anaknya tidak dapat lagi meneruskan pendidikan dikarenakan ketakutan terhadap penjaga perusahaan di daerah tersebut.
Hadir dalam acara di Hotel Mayang Garden, Jalan Sudirman Pekanbaru, Ketua Komisi Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait. Lelaki berambut gondrong ini mendengarkan curahan hati puluhan warga.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka menitikan air mata ketika mengisahkan apa yang mereka alami. Khususnya tentang nasib anak-anak mereka yang tidak lagi bisa bersekolah.
Kepada Aris, seorang ibu menceritakan, mereka mengungsi dari kampung halaman sejak tanggal 8 Februari lalu. Mereka, kata dia, diusir oleh sekolompok penjaga sebuah perusahaan karena kasus sengketa lahan.
Selain diusir, rumah mereka juga dibakar. Karena hal inilah, akhirnya mereka mengungsi meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mengungsi ke daerah yang lebih aman.
"Saya dari Jurong, mengungsi ke Labuhan Batu. Jauh itu pak," kata wanita berjilbab ini.
Dilanjutkannya, sengketa lahan ini sebenarnya bukan antara pihak warga dengan perusahaan. Melainkan pihak kelompok tani yang mengklaim kepemilikan tanah tersebut.
Padahal, sambung wanita ini, dia sudah membeli tanah tersebut. Sehingga, tanah yang dipersengketakan adalah tanah milik warga.
Untuk menakuti warga, yang melakukan teror selanjutnya adalah orang sewaan dari perusahaan. Orang-orang tersebut, kata warga kepada Aris, adalah orang-orang Indonesia timur.
"Kami takut. Mereka membawa parang dan senjata tajam lainnya," sambung dia.
Sementara mengenai pendidikan anak-anaknya, dia berharap Komnas Perlindungan Anak bisa menyelesaikannya. Pasalnya, beberapa waktu ke depan, anak-anak akan menempuh ujian.
Sementara, mendapati keluhan ini, Aris mengatakan pihaknya akan segera membentuk tim pencari fakta. Selanjutnya, dia dan tim akan turun ke lokasi kejadian. "Dalam dua atau tiga hari ini, saya akan turun ke lokasi," ujar Aris.
Ditambahkan, pihaknya akan menjalin koordinasi dengan bupati dan Polres setempat. Aris akan meminta kepada penegak hukum dan aparat pemerintahan untuk menjamin kemanan warga yang terusir.
"Kami tidak akan mencampuri sengketa lahan. Tapi anak-anak tidak sekolah, itu menjadi urusan kami," tegas Aris yang disambut tepuk tangan warga. (*)