Miris Banget. .Gara-gara Malu Punya Virus Menular, Mahasiswi Cantik Nekat Akhiri Hidup
Teman sekamar saja tidak berani menyentuh gantungan baju saya. Ketika ponsel terletak di meja seseorang mereka
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Sesri Engla
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang mahasiswi Tianjin Normal University, China ditemukan tergeletak tak bernyawa dengan tubuh yang dingin dan membiru di kamarnya.
Mahasiswi bernama Wu Xinyi ditemukan di kamarnya bersama catatan bunuh diri pada 10 April lalu seperti yang dilaporkan oleh The Beijing News. Mahasiswi berusia 19 tahun ini didiagnosis memiliki virus Hepatitis B (HBV). HBV dapat menyebabkan kanker hati dan dapat ditularkan melalui darah dan hubungan seksual.
Kondisi ini ia ketahui setelah kampus mengelar kegiatan donor darah pada November tahun lalu.
Dalam catatan bunuh dirinya Wu menulis "Tidak ada terburu-buru untuk mati kata Shi Tiesheng. Saya sangat memahaminya, saya merasa hidup saja masih panjang namun bisa diperkirakan"
Seperti yang diberitakan people.cn, Ibu Wu yang bernama Chen Xiaoling menceritakan mengetahui hal ini Wu begitu putus asa. Apalagi ketika teman-temannya mengetahui dan berusaha untuk menghindarinya.
"Teman sekamar saja tidak berani menyentuh gantungan baju saya. Ketika ponsel terletak di meja seseorang mereka akan segera membersihkan meja tersebut,"ungkap Wu seperti yang diceritakan oleh ibunya.

Wu sudah mencoba untuk memberitahukan teman sekamarnya bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan dengan seseorang dengan Hepatitis B. Tapi mereka membalasnya melalui pesan teks "Kami memahami, tapi kami masih takut,"ucap salah satu sahabat Wu.
Teman sekelas Wu mengatakan salah satu teman sekamar Wu selalu tidur di kamar lain sejak semester terakhir dan menyebarkan informasi jika Wu terinfeksi.
Sebelum semester dimulai, awal Maret lalu atas permintaan pihak kampus Wu kembali menjalani pemeriksaan ulang.
Hasil pengujian menunjukkan tingkat HBV yang dimiliki Wu turun dari sebelumnya. Dengan begitu ia tidak lagi dalam bahaya atau beresiko menyebarkan virus.
Wu kemudian dengan gembira mengabarkan hasil ini pada ibunya. Namun, Chen sang ibu mengatakan pihak kampus bersikeras untuk melampirkan sertifikat medis yang menyatakan bahwa seseorang dengan virus HBV tidak akan mempengaruhi lingkungan sekolah.
Dokter kemudian menolak untuk memberikan sertifikat hal tersebut karena itu merupakan tindakan diskriminasi dan dilarang oleh otoritas Kesehatan China.
Chen menambahkan sekolah juga menyarankan Wu untuk istirahat kuliah sementara. Namun Wu menolah. Chen juga mengatakan sekolah bersikeras Wu untuk tinggal sendiri di kamar asrama.
"Mereka juga meminta saya untuk menuliskan pernyataan yang menjelaskan bahwa Wu sukarela tinggal di kamar sendiri,"sebutnya.