Eksklusif
Video: Bandar Narkoba Kelabui Polisi dengan Pola Terputus, Begini Pengakuan Seorang Pecandu
Seorang pencandu narkoba, pria berinisial JS (38) menceritakan bagaimana lika-liku pemesanan barang haram tersebut.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pengedar dan bandar narkoba terus memutar otak agar bisnis haramnya luput dari intaian polisi. Jaringan sindikat diproteksi dengan distribusi pola terputus. Selain itu, manfaatkan remaja dan anak-anak sebagai kurir.
Seorang pencandu narkoba, pria berinisial JS (38) menceritakan bagaimana lika-liku pemesanan barang haram tersebut.
"Saya pesan via telepon biasanya. Uang ditransfer. Barangnya kemudian diantar sama yang jual ke suatu tempat. Nanti saya dihubungi, misalnya dikatakan barang sudah ditaruh di bawah plang, atau apa. Biasanya saya ambil barang di kawasan Jalan Harapan Raya," tuturnya dalam wawancara eksklusif dengan Tribun, Rabu (25/10/2017).
Pria 38 tahun itu kini terkurung di balik jeruji besi, setelah petugas dari Unit Reskrim Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan Polresta Pekanbaru menciduknya atas kepemilikan narkotika jenis sabu-sabu.
Ia menuturkan, untuk mengelabui dan agar tidak dicurigai warga sekitar, terkadang paket sabu-sabu pesanannya dibungkus dengan plastik bekas makanan ringan.
Baca: Beli Rumah Baru, Pria Ini Keringat Dingin Saat Temukan Tumpukan Uang di Dalamnya
Baca: Guru Ketahuan Mesum dengan Siswa, Terbongkar dari Snapchat Korban
Baca: Pergoki Istri Sedang Berduaan dengan Tetangga, Kemarahan Pria Ini Berakhir Tragedi
Mengelabui warga, menganggap bungkusan itu hanyalah sampah plastik. Padahal, berisi paket sabu-sabu.
Sudah beberapa tahun menjadi pencandu, JS tidak tahu identitas si penjual sabu-sabu tersebut.
Untuk kehati-hatian, ia jidak pernah melakukan transaksi secara langsung atau bertemu muka (face to face).
Waktu pemesanan sabu bervariasi. Bisa pagi, siang, sore, maupun malam hari.
"Tergantung kapan kita mau makainya aja. Bisa langsung pesan dan nanti diantar ke tempat yang disepakati," ulas JS, pria beristri yang sudah memiliki tiga anak.
JS sendiri kini mengaku menyesal sudah terjerumus ke dalam dunia narkoba. Masa depan keluarganya pun kini terancam.
"Saya menyesal, cukup ini yang terakhir. Baru saya sadar. Kasihan anak dan istri saya di rumah," ujarnya. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/rzk/brt/iam/zid)
Apa tanggapan Direktur Reserse Narkoba Polda Riau terhadap pola distribusi yang diterapkan bandar dan pengedar narkoba? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru EDISI HARI INI.