Terlarang dan Rahasia, Ilmuwan Temukan Manuskrip Yesus kepada Yakobus
Sebuah kopian berbahasa Yunani dari manuskrip asli dianggap sesat karena menceritakan tentang ajaran rahasia Yesus ke Yakobus
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebuah kopian berbahasa Yunani dari manuskrip asli yang dianggap sesat karena menceritakan tentang ajaran rahasia Yesus kepada saudaranya, Yakobus, akhirnya diungkap oleh para ilmuwan.
Penelitian mendalam dilakukan oleh dua ilmuwan Universitas Texas, Geoffrey Smith dan Brent Landau.
Mereka menjelaskan bahwa penemuan tersebut seharusnya bisa menambah koleksi beberapa tulisan kuno berbahasa Yunani yang ada di Perpustakaan Nag Hammadi.
"Terlalu meremehkan untuk bilang bahwa kami merasa sangat senang ketika menyadari apa yang kami temukan. Kami tidak pernah menyangka akan menemukan potongan Yunani dari Wahyu Pertama Yakobus," kata Smith, asisten profesor studi agama, seperti dikutip dari Sciencedaily Kamis (30/11/2017).
Baca: Berdarah-darah di Kamar Hotel, Ternyata Mahasiswi Ini Lakukan Hal Mengerikan Sama Pacarnya

Baca: Liga Champions 2017: 12 Tim Sah ke 16 Besar, 4 Lainnya?
Baca: Hujan Akan Turun Dini Hari Nanti, Pagi Hingga Malam Cuaca di Riau Cerah
Surat kuno yang berasal dari abad kelima atau keenam tersebut menggambarkan ajaran rahasia Yesus kepada Yakobus, termasuk informasi tentang alam surgawi dan kejadian di masa depan, seperti kematian Yakobus yang tak terelakkan.
"Teks tersebut melengkapi catatan alkitabiah tentang kehidupan dan pelayanan Yesus, dan mengizinkan kita mengetahui percakapan yang diduga terjadi antara Yesus dan Yakobus. Percakapan tentang ajaran rahasia yang menjadikan Yakobus menjadi guru yang baik setelah kematian Yesus," ujar Smith.
Dengan isi semacam itu, Smith dan Landau menyadari bahwa tulisan yang mereka temukan bertentangan dengan batas kanonik yang ditetapkan oleh Athanasius, Uskup Aleksandria.
Dalam Surat Paskah tahun 367, uskup tersebut mendefinisikan 27 kitab Perjanjian Baru yang tidak dapat ditambah atau dikurangi.
Baca: Hari Ini Dieksekusi KPK, Suparman: Ikhlaskan Saya ke Sukamiskin
Mereka juga menduga bahwa kopian tersebut dibuat dalam konteks belajar dan mengajar, misalnya untuk membantu murid belajar membaca dan menulis.
Pasalnya, tulisan dibuat dengan huruf yang rapi dan seragam, serta dapat dipisahkan menjadi suku kata.
Ciri ini tidak umum ditemukan dalam manuskrip kuno, kecuali yang digunakan dalam konteks edukasi.