Bom Bunuh Diri Terjadi di Sebuah Pasar di Thailand, 3 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Terluka!
Bom sepeda motor meledak di sebuah pasar di Thailand selatan pada Senin (22/1/2018)
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
TRIBUNPEKNABARU.COM -- Bom sepeda motor meledak di sebuah pasar di Thailand selatan.
Peristiwa ini menewaskan tiga warga sipil dan melukai puluhan lainnya.
Dilansir dari Aljazeera.com, serangan ini terjadi pada Senin (22/1/2018) di Privinsi Yala untuk pertama kalinya selama berbulan-bulan etnis melayu muslim memperjuangkan otonomi di wilayah tersebut.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca: VIDEO: Haryati Korban Begal di Pekanbaru, Kepala Alami 20 Jahitan dan Tangan Tersayat Sajam
Polisi mengatakan pelaku sempat memarkir motor yang sudah ada bahan peledak di dekat pasar.
Kemudian pelaku berbelanja dan berbaur dengan kerumunan.
Provinsi Yala merupakan satu dari tiga provinsi paling selatan di Thailand yang telah menjadi lokasi pertarungan antara tentara Thailand dan Muslim Melayu selama bertahun-tahun.

Ketiga provinsi tersebut merupakan daerah dengan penduduk mayoritas muslim di negara yang berpenduduk mayoritas beragama Buddha.
Thailand, yang menjajah wilayah selatan Melayu secara etnis sekitar satu abad yang lalu, telah beberapa dekade dihadapkan oleh pejuang etnis yang menginginkan lebih banyak otonomi.
Namun konflik tersebut berkobar sampai fase paling berdarah pada tahun 2004.
Baca: Bercinta Tak Nikmat Lagi Setelah Lahirkan Anak Ketiga, Ibu Ini Lakukan Operasi Jutaan Rupiah
Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah menuduh kelompok bersenjata dan pasukan keamanan Melayu melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.
Jumlah korban tewas pada 2017 dari pemberontakan adalah yang terendah dalam 13 tahun konflik karena perundingan damai yang terus dilakukan.
Pemerintah Thailand juga terus meningkatkan pengunciannya di wilayah tersebut.
Baca: Ada Kemasan Alat Kontrasepsi, Lokasi Proyek Mangkrak Diduga Jadi Tempat Mesum, Material Dijarah
Lebih dari 6.500 orang tewas dalam kekerasan tersebut sejak 2004.
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)