Eksklusif
VIDEO: Kepala BI Riau Ungkap Temuan Uang Palsu Meningkat Saat Pilkada, Begini Modusnya
Saat momen pemilu, baik itu Pilkada maupun Pilpres, jumlah uang palsu beredar di masyarakat cenderung meningkat.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau, Siti Astiyah, mengatakan saat momen pemilu, baik itu Pilkada maupun Pilpres, jumlah uang palsu beredar di masyarakat cenderung meningkat.
Dari data Bank Indonesia, pada Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) tahun 2013 lalu tercatat jumlah uang tidak asli yang beredar mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya (2012).
Pada tahun 2012 tercatat jumlah uang tidak asli beredar sebanyak 353 lembar yang berhasil ditindak.
Baca: Luntur Kena Air, Awas Uang Palsu Saat Pilkada
Tahun berikutnya, 2013, saat momen Pilgubri, temuan uang palsu meningkat drastis menjadi 1.167 lembar.
Rata-rata uang tidak asli yang ditindak ini pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Peredaran uang tidak asli atau uang palsu ini biasanya terjadi melalui transaksi bernilai besar, yang dalam hitungan lembaran uang juga banyak.
“Modusnya, pelaku menyelipkan uang palsu dalam lembaran uang yang banyak,” kata Siti.
Siti menjelaskan, uang palsu yang berhasil ditemukan BI melalui dua sumber penemuan.
Baca: Konsumsi Kunyit, Wanita 67 Tahun Ini Dinyatakan Bebas dari Kanker, Ini Faktanya
Yakni dari permintaan klarifikasi keaslian uang oleh masyrakat ataupun industri perbankan dan dari setoran yang dilakukan perbankan.
Menyikapi fenomena peningkatan peredaran uang palsu memanfaatkan momen Pilkada, Siti meyakini celah ini dapat diminimalisasi dengan peran aparat penegak hukum.
Gencarkan sosialisasi
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau, Siti Astiyah mengatakan, penyelenggaraan pesta demokrasi seperti Pilkada juga punya sisi positif untuk pergerakan ekonomi Riau.
Sebab, aktivitas ekonomi pada momen pilkada akan meningkat seiring sosialisasi para calon, seperti pencetakan kaus kampanye, pembelanjaan makanan, dan lainnya.