Pasca Ditembak Bius, Bonita Mulai Kenal Gerak-gerik Petugas, Begini Reaksinya Ketika Didekati
Hari ke hari sejak peristiwa kelam penyerangan Harimau Bonita terhadap dua orang warga di Inhil, petugas masih melakukan upaya penyelamatan.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Budi Rahmat
Pada hari itu, harimau Bonita menerkam Jumiati hingga tewas di wilayah Kampung Danau, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Lalu, pada 10 Maret 2018, dia kembali menerkam seorang warga. Yusri Effendi namanya.
Dia diserang saat bekerja membangun sarang burung walet.
Baca: Badriyah Hampir Nangis Saat Resepsi Pernikahan, Suaminya Tak Hadir Ketika Bersanding,Ternyata Karena
Hingga saat ini, Bonita belum juga tertangkap.
Belum tertangkapnya Bonita bukan karena tak ada upaya sama sekali.

Tembak bius sudah dilakukan berulang kali, posko penyelamatan sudah dibangun, kadar obat bius sudah ditambah, dan 12 perangkap sudah dipasang.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengatakan, tim mengalami kesulitan menangkap karena perilaku unik dan misterius dari harimau yang diperkirakan berusia 4-6 tahun itu.
Setelah harimau Bonita menerkam Yusri, misalnya, saat itu warga mendesak petugas menembak Bonita dengan senjata berpeluru bius.
Namun, lanjut Suharyono, keanehan terjadi. Saat petugas melakukan penembakan, pelatuk senjata sudah ditekan, tetapi peluru malah tidak keluar.
"Kami enggak tahu jugalah kenapa peluru tidak bisa keluar saat akan menembak bius Bonita," ujar Suharyono.
Sebelum harimau Bonita menyerang Yusri, lanjut dia, timnya juga berpapasan dengan harimau itu.
Petugas yang memegang senjata sudah siap menembak.
Baca: Mengejutkan, Ustaz Ini Dukung Opick Punya Istri Ketiga, Jika Belum Dia Siap Mencarikan
Namun, saat si petugas mencoba melepaskan tembakan, amunisi hanya terlontar sekitar 4 meter dari petugas.