Indragiri Hilir
Hilang Saat Hujan disertai Petir, 36 Jam Kemudian Ditemukan Tewas, Begini Kondisi Jasadnya
Saat itu hujan lebat diserat petir. Salamudin tiba-tiba menghilang. 36 jam kemudian ia ditemukan tewas. begini kondisi jasadnya
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Budi Rahmat
Laporan Reporter Tribuntembilahan.com : T. Muhammad Fadhli.
TRIBUNTEMBILAHAN.COM, TEMBILAHAN– Pencarian intensif sekitar 36 jam oleh Tim SAR Gabungan terhadap Salamudin Bin Heri Nurdin akhirnya membuahkan hasil.
Tim berhasil menemukan pria 18 tahun tersebut di Perairan Sungai Kateman, Desa Hidayah, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Sabtu (7/4/2018) sekira pukul 23.00 WIB.
Baca: Ternyata Somad Sudah Berjualan Bakso Tahun 2013 Silam, Berkeliling Gunakan Gerobak
Namun pria yang Akrab disapa Salam tersebut, ditemukan dalam keadaan terapung meninggal dunia.

“Pencarian yang melibatkan Tim SAR Gabungan dari Sat Polairud Polres Indragiri Hilir dan Polsek Pelangiran bersama masyarakat, berhasil menemukan jasad korban,” ujar Kapolres Inhil AKBP Christian Rony, S.IK., MH., melalui Kapolsek Pelangiran IPTU Muhammad Rafi kepada tribuntembilahan.com, Minggu (8/4/2018).
Selanjutnya, terhadap jenazah korban dilakukan Visum Et Revertum oleh Tim Medis dari Puskesmas Pelangiran yang dipimpin oleh dr. Sekar Panggih Palupi.
Baca: Ada 9 Miliar Bantuan Pendidikan yang Dianggarkan, Ini Syarat Pencairannya
“Dari hasil visum tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban,” tutur Kapolsek.
Saat ini Jenazah telah diserahkan oleh Petugas Kepolisian kepada pihak keluarga korban yang diterima langsung oleh orang tua korban Heri Nurdin, untuk kemudian di bawa dan dimakamkan ke rumah duka di Desa Parit IV Simbar.
Baca: Naik Motor ke Sukabumi, Jokowi Gunakan Jaket Denim Seperti Dilan, Segini Harga Jaketnya
Sebelumnya, Salamudin hilang saat hujan lebat disertai petir melanda Perairan Tanjung Sulawesi, Sungai Kateman, Desa Hidayah, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil, Jumat (6/4/2018) sekira pukul 12.00 WIB.
Warga Parit IV Desa Simbar, Kecamatan Kateman ini berlayar bersama ayahnya Heri Nurdin (48) dengan pompong di Desa Bente Kecamatan Mandah untuk kembali ke Desa Simbar.

Baca: EDAN, Datang ke Rumah Minta Uang, Lelaki Ini Malah Masuk Kamar, Kemudian Lakukan Ini
Setelah hampir dua jam berlayar, ketika melewati Perairan Tanjung Pandak Kelurahan Pelangiran, hujan turun dengan lebatnya disertai petir yang menyambar.
Baca: Tanggapi Foto Kupon Sembako Kunjungan Presiden, Fadli Zon: Harus Ada Penjelasan Kenapa Bisa Begini
Salam lalu meminta Heri untuk pindah ke bagian depan agar bisa berlindung di balik terpal, sejak saat itu Salam menghilang.(*)