Untuk Para Wanita! Sebelum Cukur Rambut Kemaluan Coba Simak Penjelasan Berikut
Apalagi jika seseorang memiliki rambut pubis yang sangat lebat dan bisa meningkatkan risiko infeksi di area kewanitaan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kelembapan area kewanitaan perlu dijaga agar pH-nya tak terganggu dan pada akhirnya bisa memicu terjadinya infeksi.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah mencukur rambut kemaluan.
Namun, perkara boleh atau tidaknya rambut pubis dihilangkan kerap menjadi perdebatan.
Baca: Teganya, Wanita Hamil Jegal Kaki Bocah Hingga Terjatuh, Ini yang Terjadi Setelah Videonya Tersebar
Baca: Terpaksa Makan Tikus Hidup, Inilah Lima Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja
Bagaimana jawaban sebenarnya?
Dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia mengatakan hal itu direkomendasikan.
Apalagi jika seseorang memiliki rambut pubis yang sangat lebat dan bisa meningkatkan risiko infeksi di area kewanitaan.
Baca: Dramatis, Wanita Ini Menyelamatkan Ibunya Yang Terkurung di Dalam Rumah yang Terbakar
Baca: Waspada dengan 7 Tanda Ini, Bisa Jadi Anda Sedang Berurusan dengan Orang Jahat!
"Prinsip dasarnya jangan menambah kelembapan area kewanitaan. Dengan menambah kelembapan, otomatis suasana (pH)nya akan berubah," kata dr. Mery seusai peluncuran Betadine Feminine Wash & Wipes di Ritz Carlton Pacific Place, Selasa (24/4/2018).
Mencabut habis rambut pubis atau yang lebih dikenal dengan waxing juga banyak dilakukan para wanita.
Baca: Benarkah Orang Karibia Kanibal, Suka Memakan Penduduk Asli Suku Indian Secara Brutal
Dr. Mery mengatakan, tak ada hal khusus yang membuat waxing maupun cukur sebagian menjadi lebih baik.
Hanya saja, setelah melakukan waxing biasanya akan ada luka di kulit. Kondisi luka meningkatkan risiko infeksi area kewanitaan. Sehingga, hal itu lah yang harus diperhatikan.