Kepulauan Meranti

Sempat Ditunda, DKP Diminta Pertanyakan Kelanjutan Proyek Hibrid Engineering

Kelanjutan proyek penahan pantai dari abrasi, Hibrid engineering ke Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ariestia
Istimewa
Warga Pulau Rangsang menunjukkan abrasi pantai yang menggerus daratan pulau tersebut. 

Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com, Guruh BW

TIRBUNPEKANBARU.COM, SELATPANJANG - Kepala Desa Tanahmerah, Kecamatan Rangsang Pesisir, Rusli meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Meranti untuk mempertanyakan kelanjutan proyek penahan pantai dari abrasi, Hibrid engineering ke Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Informasinya, proyek tersebut akan direalisasikan pada tahun 2018 ini setelah ditunda pada tahun 2017 lalu.

Rusli khawatir, proyek tersebut kembali ditunda pada tahun 2018 ini.

Baca: VIDEO: Pejabat Riau Tak Patuh

Sementara abrasi terus saja menggerus dan mengancam lahan pertanian dan pemukiman warga Desa Tanahmerah.

"Tahun kemarin ditunda, jika terlalu lama ditunda, saya khawatir abrasi akan semakin parah," ujar Rusli, Senin (7/5/2018) pada Tribunpekanbaru.com.

Rusli berharap, KKP tidak lagi menunda proyek penahan pantai tersebut.

Sebab, belum pernah sejarahnya daerah terancam abrasi di Meranti mendapatkan pembangunan penahan abrasi panjangnya hingga satu kilometer meter lebih.

"Biasanya kami hanya dapat penahan pantai sepanjang seratusan meter saja, sedangkan proyek dari kementrian mencapai 1,8 kilometer," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved