Indragiri Hilir
2 Kali Longsor di Tempat yang Sama Bikin Warga Khawatir, BPBD Inhil Lakukan Ini untuk Antisipasi
Bencana longsor di Jalan Gerilya, Parit 6, Tembilahan Hulu menjadikan masyarakat resah. BPBD Inhil pun melakukan upaya ini
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Budi Rahmat
Laporan Reporter Tribuntembilahan.com : T. Muhammad Fadhli.
TRIBUNTEMBILAHAN.COM, TEMBILAHAN – Dua kali bencana tanah longsor terjadi di Jalan Gerilya, Parit 6, Tembilahan Hulu dalam waktu yang tidak berjauhan, yakni pada Minggu, 3 Juni 2018 dan Minggu 17 Juni 2018.
2 kali bencana longsor yang terjadi secara beruntun telah meluluhlantakkan sedikitnya 5 rumah warga.
Hal ini membuat keresahan tidak hanya muncul dibenak warga sekitar kawasan tersebut, namun juga di kalangan Pemerintah Kabupaten Inhil.
Baca: Kebakaran di Areal Kampus STMIK Dumai Masih Diselidiki, Polisi Beberkan Fakta Ini
Oleh karena itu, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengimbau agar warga sekitar dapat mengungsi menjelang kondisi di kawasan tersebut dinyatakan aman.
Kepala BPBD Kabupaten Inhil, Yuspik, menuturkan, Pihak RT dan RW di sekitar Parit 6 tepatnya di kawasan terjadinya longsor telah dihimbau untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Baca: Jelang Portugal vs Maroko, 6 Hal Menarik Ini Wajib Kamu Ketahui
“Ini untuk memastikan keamanan warga itu sendiri karena kita belum tahu kapan akan terjadinya longsor susulan,” tukasnya Rabu (20/6/2018).
Lebih lanjut Yuspik menuturkan, BPBD Inhil telah mengantisipasi terjadinya longsor dalam jangka panjang, yaitu dengan mengajukan pembangunan turap kepada Pemerintah Kabupaten Inhil yang bertujuan untuk menahan abrasi air sungai di sekitar kawasan Parit 6, Tembilahan Hulu.
Baca: Ramai-ramai Ikut IVA Test 78 Persen Wanita Usia Subur di Siak Kecil Lakukan Deteksi Kanker Serviks
“Untuk sementara, kami telah membuat tanggul darurat dari karung berisikan pasir sebanyak 1500 karung untuk menahan abrasi di sekitar lokasi longsor,” ungkap Yuspik.
Tidak hanya mengancam keselamatan masyarakat, longsor juga menimbulkan kekhawatiran mengancam keberadaan jalan lintas, mengingat lokasi longsor merupakan Jalan yang berstatus sebagai jalan Nasional.
Selain itu juga merupakan satu - satunya akses menuju Kota Tembilahan dan beberapa daerah lainnya.
"Seandainya terjadi longsor susulan dan tanggul darurat tidak mampu menahannya. Maka besar kemungkinan ruas jalan lintas juga akan hanyut ke sungai dan akses menuju Tembilahan akan terputus. 2 kali longsor yang terjadi ini saja, sudah membuat sedikit retak pinggiran ruas jalan,” jelas Yuspik.
Baca: Bulog Divre Riau Kepri Pastikan Stok Beras Aman Hingga 7 Bulan Kedepan
Menurut Yuspik, bencana tanah longsor di kawasan Parit 6 memang kerap kali terjadi sejak beberapa tahun silam, sehingga mengindikasikan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan rawan bencana longsor sehingga warga setempat wajib untuk senantiasa waspada.
“Memang sudah sering terjadi, bahkan sejak beberapa tahun lalu. Langkah demi langkah perbaikan dan antisipasi juga telah dilakukan. Kendati tetap terjadi, namun, frekuensi terjadinya bencana tanah longsor diasumsikan telah berkurang,” tandas Yuspik.(*)