Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Semester Pertama 2018 Ada 151 Kasus DBD di Pekanbaru, 2 Orang Meninggal Dunia

Dari 12 kecamatan di Kota Pekanbaru, Kecamatan Tenayan Raya menjadi daerah dominan penyumbang kasus DBD, yakni 27 kasus.

Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: Afrizal
Kompas/Agus Susanto
Pekerja melakukan pengasapan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue 

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com,  Syafruddin Mirohi

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- DPRD Pekanbaru mengapresiasi kinerja Dinas Kesehatan (Diskes), dalam menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Bahkan, hingga semester pertama tahun 2018 ini, hanya 151 kasus DBD, dengan dinyatakan 2 orang meninggal dunia.

Sekadar gambaran, dari data yang diperoleh di Diskes Pekanbaru, pada semester pertama tahun 2017 lalu, kasus DBD di Kota Pekanbaru sebanyak 370 kasus.

Sementara tahun ini, hanya 151 kasus.

Artinya terjadi penurunan yang signifikan, bahkan dua kali lipat penurunannya.

Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Heri Pribasuki, Senin (9/7/2018) meminta, tren positif kinerja Diskes ini harus dipertahankan, agar DBD bukan menjadi momok menakutkan lagi bagi masyarakat.

Baca: Jadwal Pemadaman Listrik di Pekanbaru, Pekan Ini Ada 3 Hari Mati Lampu

Baca: Jambret Sadis Serahkan Diri, Takut Dihantui Korban yang Meninggal Saat Jatuh dari Ojek Online

"Yang jelas, ini adalah sebuah prestasi. Tapi kita minta kinerjanya tetap ditingkatkan. Bahkan untuk semester kedua nanti, antisipasi agar zero korban yang meninggal dunia," harap Heri saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com.

Politisi PDI-P ini meminta juga kepada petugas di lapangan, untuk tidak bosan mensosialisasikan pencegahan DBD.

Terutama sosialisasi di daerah yang paling rawan terjangkit DBD. Jika perlu, petugas yang bersosialisasi di daerah rawan tersebut diperbanyak.

Seperti halnya saat ini, dari 12 kecamatan di Kota Pekanbaru, Kecamatan Tenayan Raya menjadi daerah dominan penyumbang kasus DBD, yakni 27 kasus.

Posisi kedua milik Kecamatan Payung Sekaki, 26 kasus.

"Itu tadi, anggaran untuk penanganan DBD ini sudah diplot di APBD. Jadi harus dipergunakan sebaik mungkin dan tepat sasaran. Jangan sampai anggaran untuk kasus DBD ini Silpa, sementara kasus DBD selalu ada. Ini kan kacau. Yang pasti, kita dukung kinerja Diskes ke arah yang lebih baik," pintanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Kota Pekanbaru Gustiyanti, selain dua kecamatan penyumbang tertinggi kasus DBD, Kecamatan Pekanbaru Kota menjadi satu-satunya daerah yang menyumbang dua korban meninggal dunia, akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Baca: Teror di Lapas Pekanbaru Riau, Pelaku Menembak dari Jarak 28-32 Meter

Baca: Kerap Disebut Kuda Nil, Gajah dan Babi karena Postur Tubuh, Tapi Perubahan Katie Bikin Pangling

"Satu orang meninggal di pekan 14 dan satu orangnya lagi meninggal di pekan 21," paparnya.

Sekadar diketahui, jumlah kasus DBD di Pekanbaru hingga pekan 26 atau akhir Juni tahun 2018, yakni Kecamatan Tampan 24 kasus, Bukit Raya 15 kasus, Marpoyan Damai 15 kasus, Senapelan 10 kasus, Sukajadi 8 kasus, Pekanbaru Kota 6 kasus, Rumbai Pesisir 7 kasus, Limapuluh 7 kasus, Rumbai 3 kasus, serta Sail 2 kasus. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved