Mahasiswa Universitas Riau Rancang Metode Tanpa Jarum Suntik untuk Deteksi Kadar Gula Darah
Mahasiswa UR merancang suatu metode non invasif (tanpa melukai) untuk menentukan kadar glukosa yang dikandung dalam darah manusia.
Penulis: | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Zul Indra
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ketika mendengar kata diabetes, yang terpikir pertamakali adalah luka yang tak bisa sembuh-sembuh, bahkan sampai di amputasi pada bagian tubuh yang terkena luka seperti jari-jari kaki dan tangan.
Animo masyarakat untuk rutin mencek kadar gula pun sangat kecil, sementara konsumsi yang mengandung kadar gula tinggi tidak diperhatikan, ditambah lagi ketakukan akan jarum suntik dalam mengambil sampel darah untuk diuji menjadikan para pasien semakin malas untuk mengetahui kadar gulanya.
Baca: Dikenal Sosok Misterius, Ternyata Roy Kiyoshi Bisa Joget, Warganet Komentari Bagian Ini
Adalah mahasiswa Fisika dan Biologi FMIPA Universitas Riau, merancang suatu metode non invasif (tanpa melukai) untuk menentukan kadar glukosa yang dikandung dalam darah manusia.
Sistem yang dibangun dinamakan Laser Speckle Imaging (LSI) merupakan metode pencitraan yang ditimbulkan dari hamburan sinar ketika mengenai suatu objek.
Laser bisa menembus bagian kulit manusia hingga ke sel-sel syaraf yang mengangkut darah. informasi yang dibawa oleh spektrum laser tersebut di rekam oleh kamera monokrom berupa friji-friji yang sarat dengan informasi kontras, intensitas dan standar deviasi.
Ada korelasi kuat antara kontras spekel terhadap kandungan glukosa dalam darah.
Baca: Walau Menang, Asisten Pelatih PSPS Tetap Kecewa atas Permainan Timnya
Metode ini dikembangkan oleh mahasiswa Fisika bernama Febi Oktivianda Putri, Humaira Shaufia dan mahasiswa biologi, Nelly Anugrah Rambe didampingi oleh dosen Fisika FMIPA UNRI, Zulkarnain, S.Si, M.Si merancang dan menganalisis dari sejumlah sampel untuk didapatkan korelasi antara kontras dan kadar glukosa.
Kegiatan ini merupakan suatu prestasi yang mereka raih pada kegiatan Kementerian Ristek Dikti dalam ajang tahunan yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan proposal yang telah didanai oleh kementerian.
Ada banyak jenis PKM yang ditawarkan oleh Kemenristekdikti, diantaranya PKM Penelitian, Pengabdian Kemasyarakat, Kewirausahaan, Karsa Cipta, Artikel Ilmiah dan Gagasan Tertulis. Pada PKM penelitian terbagi menjadi dua jenis penelitian yaitu PKM PE (Eksaksa) dan PKM SH (Sosial Humaniora).
Baca: Jelang Final Piala Dunia 2018: Prancis Belum Pernah Dikalahkan Kroasia, Inilah 10 Fakta Les Blues
Febi dan kawan-kawan memenangi proposal PKM PE untuk selanjutnya diseleksi pada tahapan Monev Eksternal pada tanggal 19 sampai 21 Juli 2018. PKM yang lolos secara nasional akan dilombakan pada PIMNAS di Jogja pada September 2018.
Febi mengatakan, selama kegiatan pengambilan data penelitian, ada banyak suka duka, terutama dalam ketakutan sampel yakni mahasiswa dan dosen terhadap jarum suntik dan ketakutan untuk mengetahui kadar gulanya.
"Kami melakukan pengukuran langsung juga menggunakan Glucose Blood Device untuk validasi data dengan data yang diambil secara non invasif. Hasil yang kami peroleh mendapat korelasi yang kuat antara kontras spekel terhadap gula darah,"ucapnya.
Baca: Rabu, Kloter I JCH Pekanbaru Diberangkatkan, Dewan Titipkan Pesan Ini ke Jamaah
Sementara, Zulkarnain mengaku bahwa dirinya juga menjadi sampel penelitian Febi dan kawan-kawan.
"Saya sendiri juga menjadi salah satu ‘korban’ mereka. Jujur saya juga takut dengan jarum suntik dan mengetahui kadar gula saya, apalagi sebelum pengambilan data, saya banyak makan di acara pesta. Senang rasanya melihat antusiasme mereka untuk mencari, menggali dan terus termotivasi mencari ide-ide kreatif ini, agar memberikan solusi bagi masyarakat. Harapan saya kedepan, kita memiliki alat ukur yang secara non invasif dan portable, untuk mengetahui kadar glukosa, artinya hanya dengan sekali scan, kita sudah mengetahui distribusi apa saja yang terkandung dalam darah kita, karena ini merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh manusia agar bisa menjaga kesehatan dan pola makan yang teratur. Mereka akan terus melakukan pembaharuan terhadap penelitian ini, sehingga mendapatkan hasil yang terbaik untuk membantu masyarakat dalam mengontrol kesehatannya,"paparnya. (*)