Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Wujudkan Data Berkualitas, BPS Ajak Perusahaan Perkebunan Tingkatkan Response Rate

BPS Riau, untuk pertama kalinya menggelar workshop bersama beberapa perusahaan perkebunan di Riau, Rabu (15/8/2018).

Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Hendri Gusmulyadi
Demi mewujudkan revolusi data perkebunan untuk membangun karakter usaha perkebunan di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, untuk pertama kalinya menggelar workshop bersama beberapa perusahaan perkebunan di Riau, di Hotel Pengeran, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (15/8/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru Hendri Gusmulyadi

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Demi mewujudkan Revolusi data perkebunan untuk membangun karakter usaha perkebunan di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, untuk pertama kalinya menggelar workshop bersama beberapa perusahaan perkebunan di Riau, di Hotel Pengeran, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (15/8/2018).

"Kegiatan ini pertama kali dilakukan BPS Provinsi Riau, melalui kegiatan ini kita akan memupuk langkah kita untuk mewujudkan satu data perkebunan berkualitas, yaitu melalui kegiatan revolusi data perkebunan untuk membangun karakter usaha perkebunan di Indonesia," jelas Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom.

Baca: 90 Hari Penyidikan Mandeg, Kajati Siap Ambil Alih Perkara Karhutla

Aden mengaku, diselenggarakannya workshop dengan menghadirkan beberapa narasumber baik dari dinas perkebunan dan pihak BPS RI ini, tidak terlepas dari ketidaklengkapan data perkebunan yang dimiliki BPS selama ini.

Setiap konsumer data yang datang ke kantor BPS untuk mendapatkan sejumlah data perkebunan, mengeluh data yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan.

"Kita harus melakukan upaya untuk bisa memiliki data statistik perkebunan yang punya kualitas," jelas Aden.

Baca: Malam Ini Pengukuhan pengukuhan Paskibraka Kabupaten Pelalawan di Gedung Daerah

Data berkualitas menurut aden sangat penting demi kemajuan perkebunan Indonesia dan Riau secara khusus. Sehingga untuk mewujudkan semua itu, dibutuhkan peran dan partisipasi perusahaan perkebunan agar dengan senang hati memberikan setiap data yang diminta oleh petugas BPS.

"Sejak 2016 BPS sudah melakukan pengolahan data secara online, namun sayangnya saat kita mengumpulkan data perkebunan, response rate masih rendah, sehingga data menjadi tidak legkap, membuat data statistiknya menjadi tidak berkualitas," papar Aden.

Aden mengaku, rendahnya response rate pada saat dilakukannya pengumpulan data perkebunan, tidak terlepas dari faktor internal dan eksternal. Bisa saja komunikasi yang dilakukan BPS masih kurang terhadap perusahaan, atau faktor ketidakpercayaan dari perusahaan yang bersangkutan.

Bisa jadi kata Dia, pihak perusahaan masih manaruh rasa curiga terhadap BPS karena takut data perusahaan yang telah diperoleh bocor dan diketahui banyak pihak.

Karena hal itu, BPS sangat menjamin kerahasiaan data setiap perusahaan yang dihimpun. Sebab, BPS bekerja sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku.

"Mari kita wujudkan data perkebunan yang berkualitas. Sekarang mari kita mulai buka saluran untuk saling berkomunikasi, sehingga mendapat yang terbaik untuk pembangunan republik ini," katanya.

Aden menambahkan, untuk mewujudkan data yang berkualitas, idealnya data dari responden harus mencapai 100 persen. Atau paling tidak 90 persen dari total perusahaan yang ditetapkan sebagai sumber data.

"Response rate kita turus mengalami penurunan, dimana pada 2016, dari 192 perusahaan yang kita rencanakan bisa memberi respon, realisasinya cuma 71,22 persen. Dan 2017 turun menjadi 58,00 persen dari rencana 200 perusahaan yang kita harapkan memberikan respon. Jadi mari kita tingkatkan kerjasama untuk dapat mewujudkan data perkebunan berkualitas," terang Aden. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved