Riau Region
Abrasi Rusak Lahan Puluhan Hektare, Warga Mentayan Hanya Ingin Bertahan Hidup di Kampungnya
Sawah, ladang, rumah, kuburan, hingga sekolah, secara perlahan terus tergerus diterjang ombak di Desa Mentayan
Penulis: Alex | Editor: CandraDani
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Alexander
PEKANBARU, TRIBUN -- Sawah, ladang, rumah, kuburan, hingga sekolah, secara perlahan terus tergerus diterjang ombak di Desa Mentayan Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.
Hingga saat ini, masyarakat masih terus bertahan hidup dengan upaya seadanya. Hanya satu harapan masyarakat, jangan sampai kampung mereka hanyut ke laut, terkena dampak abrasi.
"Warga hanya ingin desanya jangan sampai terus abrasi hingga habis, bukan lagi memikirkan apakah mereka masuk NKRI atau tidak, mereka hanya ingin bertahan hidup di kampung tersebut," kata salah seorang anggota DPRD Riau, Bagus Santoso kepada Tribun, Kamis (20/9).
Baca: Seluruh Perangkat Desa Titian Resak Terdaftar jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Baca: Dikenal Baik Guru Kesenian Ini Justru Culik Siswi Sendiri, Beri Alasan Carikan Sepeda yang Hilang
Dikatakan Bagus, warga sudah berupaya secara mandiri untuk melawan abrasi, dengan dana desa dan iuran warga membuat tanggul menyelamatkan ladang padi. Hanya saja itu hanya sementara dan tidak akan bertahan lama. Karena sudah sejak tahun 1997 puluhan hektare ladang tak terselamatkan.
Di Bengkalis sendiri menurutnya pemerintah sudah memiliki data abrasi saat ini, yang kemudian bupatinya juga sudah datang ke pusat untuk melobi agar bisa mendapatkan dana untuk antisipasi abrasi.
"Sekarang sudah diajukan sebanyak Rp 1 triliun ke pusat. Itu sebenarnya belum mencukupi, masih cukup banyak anggaran yang dibutuhkan untuk biaya pembuatan tanggul," imbuhnya.
Terkait adanya pemerintah daerah yang tidak memiliki data luas abrasi daerahnya, menurut Bagus pemerintah tersebut sangat abai sekali dan tidak pedulikan masyarakatnya.
Baca: Ustaz Abdul Somad Hadiri Tablig Akbar di Sorong Papua Barat Malam Ini. Saksikan Siaran Langsungnya
Baca: Ustaz Abdul Somad dan Ketua MUI Papua Barat Berfoto di Pianemo Raja Ampat. Lihat Aksinya
"Itu sangat abai sekali terhadap masyarakat. Tapi saya yakin, tak mungkin pemerintah daerah tak punya data itu, dan tak peduli soal abrasi," ujarnya.
Sebelumnya, ia juga telah membuat membangun tanggul abrasi di desa Muntai dan akhirnya jebol ditelan abrasi. Begitu juga upaya penanaman mangrove juga dilakukan hasilnya meski ada yang berhasil tumbuh tetapi tidak bisa menahan abrasi.
"Satu- satunya model tanggul yang berhasil dengan menggunakaan bahan bongkahan batu pecah yang didatangkan dari Jawa seperti di sepanjang tepi pantai Selat Baru, hanya saja butuh anggaran yang sangat besar, kita akan berjuang bersama agar mendapat dana APB," imbuhnya.
Politisi PAN ini juga menambahkan, pihaknya akan berkordinasi dengan pemerintah kabupaten Bengkalis dan Pemerintah Provinsi Riau agar persoalan abrasi menjadi program dan kegiatan prioritas.
Baca: Ustaz Abdul Somad di Raja Ampat Papua Barat Berikan Kuliah Subuh dan Tabligh Akbar. Ini Videonya
Baca: Ini Jadwal dan Lokasi Ceramah Ustaz Abdul Somad Selama Berada di Sorong dan Raja Ampat
"Kemudian saya akan sampaikan juga kepada anggota DPR RI utusan Riau, kalau semua peduli InsyaAllah akan didengarkan oleh Kementerian terkait dan juga Presiden nantinya," harapnya.
Kepala Desa setempat, Jalal menyampaikan, pihaknya masih terus menyemangati warga untuk tetap berladang, namun warga sudah tidak bersemangat lagi, karena di ladang sudah bercampur air laut.
"Kami hanya bertahan dan memberikan semangat warga kembali berladang, mereka sebetulnya sudah enggan karena air masin hampur masuk dan tanaman padi akan mati," kata Jalal.
Baca: Senin Ini, Pengurus LAM Riau Cabang Pekanbaru Gelar Musda Pertama