Nilai Tukar Rupiah Anjlok, 15 Ribu Per Dollar AS, Pemerintah Akan Lakukan Ini

Ini langkah yang akan diambil pemerintah terkait anjloknya nilai rupiah terhadap dollar AS. pemerintah akan melakukan kanjian

Editor: Budi Rahmat
Grafis Tribun Pekanbaru
ILUSTRASI nilai tukar rupiah melemah 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Nilai Rupiah anjlok ke angka 15 ribu per dollar AS, Selasa (2/10/2018).

Kondisi tersebut kemudian menjadi perhatian pemerintah dengan melakukan pengkajian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawatipun memberikan keterangan terkait melemahnya nilai rupaih tersebut

Baca: Siaran Langsung Liga Champions Man United Vs Valencia Malam Ini 

Menurutnya pemerintah akan mengkaji anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang menembus Rp 15.000.

Baca: Bayi Dilahirkan Dilempar dari Gedung Mall, Saya Tengok Bayi itu Menangis Tergeletak di Atas Tanah

"Kami bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Menko Perekonomian terus melihat perkembangan rupiah, bahwa perkembangan ini tentu akan direspon oleh para pelaku ekonomi," kata Sri Mulyani di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Baca: Siaran Langsung Liga Champions, Inilah Formasi Juventus Tanpa Cristiano Ronaldo

Menurut Sri, koordinasi yang dilakukan antara pemerintah dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan LPS dalam rangka melihat perkembangan indikator-indikator perekonomian pasca dollar AS tembus Rp 15.000.

Dia menyontohkan, sektor perbankan yang akan dilihat dari sisi Capital Adeqequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), maupun Landing Rate (LDR).

Baca: Jadwal Siaran Langsung Juventus Vs Young Boys di RCTI, Begini Formasi Juve Tanpa Ronaldo

"Apakah sektor perbankan kita cukup kuat dan terus akan bisa menyesuaikan dengan nilai Rp 15.000 ini," kata dia.

Pemerintah, kata Sri Mulyani, juga akan terus memantau perkembangan sektor riil yang tentunya memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia masih optimistis pertumbuhan ekonomi masih cukup baik lantaran beberapa indikatornya menunjukkan hasil yang positif.

"Dari sisi kestabilan secara umum tentu Bank Indonesia akan terus mengelola nilai tukar ini sehingga bisa mengawal perekonomian, menyesuaikan dengan tingkat ekuilibrium," kata dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga mengaku terus mewaspadai nilai dollar AS yang sudah ada di level atau ekuilibrium baru.

Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah tetap bertopang pada instrumen fiskal alias APBN dalam menjaga nilai tukar rupiah.

"Baik dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, meningkatkan stabilitas dan juga melindungi kelompok masyarakat yang paling rawan," jelas dia.

Selain itu, pemerintah masih tetap mewaspadai penyesuaian normalisasi moneter yang dilakukan oleh pemerintah AS.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved