Pekanbaru
Puluhan Pelajar Terjaring Razia Bermain Game Online di Warnet Saat Jam Sekolah
Puluhan pelajar di Kota Pekanbaru terpaksa harus berurusan dengan Satpol PP Pekanbaru.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Puluhan pelajar di Kota Pekanbaru terpaksa harus berurusan dengan Satpol PP Pekanbaru.
Bukanya belajar di sekolah, puluhan siswa ini justru asik bermain game online di Warnet saat jam sekolah.
Alhasil, mereka pun diciduk dan diangkut oleh petugas Satpol PP Pekanbaru, Rabu (3/10/2018). Puluhan siswa ini kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Pekanbaru untuk diproses lebih lanjut.
Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono mengungkapkan, setidaknya ada 63 remaja ditangkap dan digiring ke Kantor Satpol PP.
Baca: Lima Rekor Gol Tercepat dan Hattrick 2 Pemain Klub Italia, Tersaji di Fase Grup Liga Champions
Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 remaja berstatus pelajar. Sementara 21 remaja lainnya merupakan remaja putus sekolah. Sebagian besar para remaja ini ditangkap saat sedang bermain game online.
"Ada tujuh Warnet. Satu di Jalan Tuanku Tambusai dan sisanya ada di Jalan Delima dan Jalan Soebrantas, Kecamatan Tampan," katanya.
Kegiatan ini merupakan operasi rutin yang dilakukan Satpol PP Pekanbaru. Hanya saja, lantaran wilayah Pekanbaru yang luas, Satpol PP hanya menyisir tempat-tempat rawan seperti lokasi Warnet yang dekat dengan lingkungan sekolah.
"Jadi kita sasar Warnet pada saat jam sekolah. Mana yang main kita tangkap," kata dia.
Baca: Tas Ditarik Sampai Korban Jatuh dari Motor, Pelaku Jambret Ini Akhirnya Dibekuk Polsek Dumai Kota
Seluruh remaja yang ditangkap ini didata. Kemudian diminta membuat surat pernyataan.
Tidak cukup sampai disitu, para remaja ini juga ditahan, sampai orang tua mereka datang menjemput baru diperbolehkan untuk pulang.
"Kita catat alamatnya. Kita minta nomor telepon orang tua mereka. Nanti orang tuanya yang akan menjemput," katanya.
Baca: Bulan November Ustaz Abdul Somad Kembali Kunjungi Aceh Selama 4 Hari, Ini Dia Agendanya
Namun, jika ada remaja yang tidak dijemput orang tua, pihaknya akan menghubungi pihak sekokah.
"Nanti dibuat surat perjanjian agar tidak mengulangi lagi," pungkasnya. (*)