Akselerasi Airnav Pekanbaru Sukseskan Program Pariwisata Daerah
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia terus melakukan akselerasi.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Diresmikan menjadi Badan Usaha Milik Negara pada September 2012, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia terus melakukan akselerasi.
Satu diantara akselerasi itu adalah modernisasi peralatan agar pengelolaan navigasi penerbangan di seluruh wilayah Indonesia berjalan dengan lancar dan aman.
Akselerasi itu dilakukan secara merata di hampir seluruh bandara se-Indonesia, termasuk di Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru.
“Kalau di Bandara Sultan Syarif Kasim II ini kita sudah menggunakan teknologi ATC System terbaru dari Spanyol sejak Januari 2018 silam,”ucap General Manager Airnav Pekanbaru, Posler Manihuruk.
Posler menyebut melalui pembaharuan ATC System ini pelayanan penerbangan akan lebih maksimal.
“Ruang udara kita segitu aja, akan tetapi pelayanan bisa kita tingkatkan dari prosedural ke surveilans. Otomatis kapasitasnya akan meningkat,”ungkapnya kepada tribunpekanbaru.com, Rabu (3/10/2018).
Disamping teknologi, pihaknya juga telah mengoperasikan gedung operasional baru.
“Tentunya gedung atau tower ini akan membuat para petugas Airnav bisa bekerja lebih efektif lagi kedepannya dengan berbagai fasilitas. Apalagi disokong dengan pembaharuan ATC System tadi,”paparnya.
Akselerasi yang dilakukan itu ternyata juga sangat mendukung program pemerintah daerah.
Dimana, pemerintah Riau tengah menggencarkan sektor pariwisata dengan menargetkan kedatangan para wisatawan lokal dan mancanegara.
Dua diantara event pariwisata Riau yang menjadi tujuan wisatawan setiap tahunnya adalah Festival Ombak Bono di Kabupaten Pangkalan Kerinci serta Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir.

Untuk Ombak Bono, lokasi ini telah menjadi destinasi bagi peselancar dunia. Bahkan, rekor berselancar terlama di dunia dipecahkan pada 2013 silam di tempat yang dijuluki sebagai Seven Ghost ini.
Semenjak Ombak Bono tercatat di buku Guinness World of Records itulah para peselancar mancanegara mengunjungi Riau. Tercatat peselancar dari Brasil, Inggris, Jerman, Prancis, Amerika, Kanada, Belgia, Singapura, Jepang dan Malaysia pernah merasakan tingginya ombak yang bisa mencapai 6 meter dengan gulungan ombak hingga 50 kilometer.
Sementara itu,wisatawan yang menghadiri event Bakar Tongkang yang baru saja digelar pada Juni 2018 lalu mencapai 69 ribu jiwa.
"Dari data yang dikumpulkan oleh jajaran panitia festival Bakar Tongkang 2018, bersama pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, data pengunjung yang terkumpul sebanyak 69 ribu wisatawan. Terdiri dari 40 ribu orang wisatawan nusantara dan 29 ribu orang wisatawan mancanegara," kata Kepala Dinas Provinsi Riau, Fahmizal Usman seperti dilansir tribunpekanbaru.com dari Kompas.com.