Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Hari Pahlawan 2018

Laskar Hizbullah Bersatu dengan Laskar Tionghoa, Inilah 10 Untold Story Pertempuran 10 November

Tidak kehilangan akal, Bung Tomo menyuruh salah seorang pemuda untuk mencari sebilah pisau dan ditukarkan dengan bayonet itu.

(Habib)
Moh. Habib Asyhad Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Selamat Hari Pahlawan. Apa yang ada di benak kita saat ditanya tentang Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya?

Sebagian besar mungkin akan menjawab penyobekan bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Majapahit), sebagian yang lain menjawab pidato Bung Tomo yang berapi-api.

Tapi kita lupa, bahwa pertempuran pertama pasca-proklamasi kemerdekaan RI ini bukan soal dua hal itu saja.

Banyak cerita lain yang berkelindan di seputarnya.

Seperti keterlibatan warga etnis Tionghoa juga cerita sebagian laskar yang belum gablek memegang senjara.

1. Pertempuran Surabaya ini menjadi salah satu pertempuran yang paling tidak ingin diingat oleh Pasukan Sekutu, terlebih Inggris.

Bagaimana tidak, di kota inilah pasukan elite Inggris dipaksa mengibarkan bendera putih dan meminta bantuan pimpinan musuh (Republik) untuk menghentikan peperangan.

2. Inggris tidak hanya kehilangan satu, tapi dua jenderal: Brigadier General Aubertin Walther Sother Mallaby dan Brigadier General Robert Guy Loder Symonds.

3. Korban pertempuran ini memakan korban sekitar 20 ribu di pihak Republik dan 1.500 dipihak sekutu. Angka pastinya belum diketahui hingga sekarang.

Baca: Hari Pahlawan 10 November 2018, Luna Maya Curhat Mengharukan Tentang Sosok sang Ibu

Baca: Hj Andi Depu, Satu-satunya Pahlawan Perempuan yang Dikukuhkan pada Hari Pahlawan 2018

4. Tewasnya Brigjen Mallaby disebabkan oleh kesalahpahaman.

Dalam sebuah sosialisasi gencatan senjata, Mallaby menaiki mobil Buick milik Residen Surabaya, Sudirman.

Tanpa sepengetahuannya, tiba-tiba sebuah granat melayang dan mengenai mobil tersebut. Mallaby tewas seketika.

Tapi ada versi lain yang menyebut Mallaby tewas ditembak di tempat dari jarak dekat.

5. Selain melibatkan Tentara Keamanan Rakjat, tentara Hizbullah, dan Sabilillah, pertempuran ini juga melibatkan TKR Chunking yang terdiri atas warga Tionghoa di Surabaya.

Baca: Ustaz Abdul Somad di Aceh, Ini Jadwal Ceramah UAS Selama di Aceh

Baca: Heboh Sebutan Politik Genderuwo, Jokowi Beri Respon Begini

6. Jika Bung Tomo menggunakan radio untuk menggelorakan semangat arek Surabaya, seorang gadis Tionghoa, melalui radio yang dikelola komunitas Tionghoa setempat, berpidato menggunakan bahasa Inggris, meminta bantuan kepada Pemerintah Republik Tiongkok untuk membantu rakyat Surabaya.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved