Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sutopo Purwo Nugroho Sebut Tsunami di Selat Sunda Fenomena Langka, Ini Alasannya 

Melalui akun twitter, Sutopo Purwo Nugroho menuturkan jika letusan Gunung Anak Krakatau tidak besar.

Penulis: Afrizal | Editor: Afrizal
tribunlampung/dedi sutomo
Gelombang Tinggi landa Pesisir Rajabasa dan Kalianda di Lamsel malam ini 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengungkapkan fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka.

Melalui akun twitter, Sutopo Purwo Nugroho menuturkan jika letusan Gunung Anak Krakatau tidak besar.

Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.

Bahkan juga tidak ada gempa yang memicu tsunami.

Tsunami Banten yang melanda Banten dan Lampung terjadi Sabtu (22/12/2018) malam. 

Sutupo menjelaskan hingga hingga 23/12/2018 pukul 07.00 WIB, data sementara dampak tsunami di Selat Sunda mencapai 43 orang meninggal dunia.

Sebanyak 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang.

Kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.

Seorang warga yang berada di lokasi tsunami Banten mengungkapkan detik-detik gelombang air menerjang. 

Kamila Aprianti, menyaksikan air laut pantai di belakang Hotel Marina Anyer sempat surut sekitar pukul 19.00 WIB, Sabtu (23/12/2018).

Sejak sore ombak sudah besar.

Namun sekitar pukul 19.00 WIB, air sempat surut.

Saat  itu diakui Kamila dirinya tak berpikir macam-macam.

"Ombak dari sore sudah besar, tapi pas jam 7 malam itu sempat menghilang dan air laut surut banget, saya sih belum berpikir macam-macam saat itu," cerita Kamila kepada Kompas.com, Minggu ( 23/12/2018) dini hari.

Namun, selang 10 menit kemudian, ombak besar datang, mengempas ke darat dan diikuti oleh air laut yang terus naik hingga ke pekarangan hotel.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved