Buktikan Geng Motor Tak Berandal, Brigez Riau Usung Program Road To Jannah
Penilaian masyarakat terhadap geng motor cenderung negatif. Hal ini disebabkan aksi mereka di jalanan yang kerap meresahkan masyarakat.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: ihsan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Penilaian masyarakat terhadap geng motor cenderung negatif.
Hal ini disebabkan aksi mereka di jalanan yang kerap meresahkan masyarakat.
Bahkan tak segan-segan mencelakai korbannya. Perang antar geng juga sering terjadi. Sehingga menyebabkan korban berjatuhan.
Konotasi negatif dengan istilah geng motor inilah yang berupaya diluruskan oleh komunitas Brigade To Seven (Brigez).
Penasihat DPW Brigez Riau, Devi Hermawan mengakui, pandangan miring masyarakat terhadap dunia hitam geng motor memang sudah mengakar.
Namun komunitas mereka, Brigez bertekat membalikkan stigma itu menjadi positif.
"Kita hijrah dari urak-urakan, berandal, jahat. Kita ada program Road To Jannah. Jangan takut untuk hijrah," sebut Devi, Rabu (16/1/2019).
Ia sendiri telah hijrah dan ikut membentuk Brigez di Riau.
Devi dulunya juga pernah terjerumus dalam geng motor yang jahat dan bersikap anarkis. Bermula dari balapan liar antar geng.
Tak sampai di situ, tiap geng unjuk gigi demi eksistensi. Saling serang kerap terjadi. Bahkan dengan menggunakan senjata tajam, seperti samurai.
"Geng kita dulu dibayar penadah untuk merampas sepeda motor geng lain. Kemudian dijual kepada si penadah," kata Devi menunturkan masa kelam yang pernah mereka lakukan.
Namun kemudian dalam perjalanannya, Devi bergabung dengan Brigez.
Brigez lahir di Bandung pada tahun 2009 silam. Kemudian berkembang di banyak kota dan berbentuk OKP.
Sekarang komunitas ini sudah resmi terdaftar sebagai anggota KNPI. "Kalau di Sumatera, kita sudah ada di semua kota," tutur pria 40 tahun ini.
Di Riau sendiri, kata Devi, Brigez sudah terbentuk hampir semua kabupaten/kota. Namun khusus di Pelalawan masih dalam proses dibentuk.