Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Gajah Liar yang Masuk Perkebunan di Rumbai Bakal Digiring ke Tahura

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau tengah melakukan upaya penggiringan gajah liar di Rumbai yang masuk perkebunan masyarakat.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Hendra Efivanias
istimewa
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Rizky Armanda

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pascaadanya laporan tentang gajah liar yang memasuki kawasan perkebunan masyarakat, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan tengah melakukan upaya penggiringan.

Menurut informasi, ada sekitar 11 ekor gajah liar yang memasuki kawasan perkebunan masyarakat di wiyalah pesisir Kota Pekanbaru.

Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sukmantoro, Selasa (19/2/2019) mengatakan, upaya penggiringan kawanan gajah liar yang memasuki perkebunan kelapa hibrida sejak dua hari terakhir ini, masih dilakukan dengan cara manual.

"Upaya teman-teman melakukan penggiringan dengan petasan. Kalau memang tidak efektif, baru kita turunan gajah jinak," kata Heru.

Baca: 88.946 Siswa di Riau Bakal Ikut UN Tingkat SMA Sederajad

Baca: 240 Ribu Batang Rokok Ilegal Diamankan

Dia memaparkan, penggiringan secara manual dengan menggunakan petasan serta suara keras itu dilakukan oleh personel pemantau, serta melibatkan pawang gajah.

Sesuai rencana, gajah-gajah liar yang mulai terdeteksi sejak Senin awal pekan ini akan digiring ke Taman Hutan Rakyat (Tahura) Minas, Kabupaten Siak.

"Jarak penggiringan ke Tahura tidak terlalu jauh, sekitar empat kilometer. Efektifnya kita giring ke sana sehingga kita masih gunakan cara manual dahulu," terangnya.

Sejauh ini, dia memastikan bahwa penggiringan dengan petasan itu berhasil untuk mengusir dan menggiring gajah ke habitat aslinya.

Baca: WNA Asal Afganistan Minta Dipulangkan Setelah 2 Tahun Tinggal di Pekanbaru

"Kita lihat kondisinya.Kalau membandel kita turunkan gajah jinak. (Namun) biasanya berhasil dengan itu (secara manual)," ungkap Heru.

Heru menuturkan, 11 ekor gajah liar yang merusak perkebunan kelapa hibrida, pisang serta tanaman ubi warga di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru tersebut berasal dari salah satu Kantong Gajah diantara Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan Minas, Siak.

Diperkirakan, sebanyak 22-24 ekor gajah liar masih mendiami kantong gajah tersebut.

Mereka terbagi dalam dua kelompok besar.

"Nah, yang masuk ke Rumbai itu kelompok 11. Mereka terus bermigrasi untuk mencari makan dan melakukan penandaan wilayah dia," tuturnya.

Habitat gajah yang semakin terancam dengan semakin banyaknya perkebunan sawit serta pemukiman membuat intensitas kemunculan mereka terus terjadi.

Padahal, sebagian besar lokasi kemunculan mereka yang dianggap mengganggu dan menjadi hama bagi manusia adalah 'home range' atau area pergerakan gajah secara periodik. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved