Harga Sawit
Kembali Turun, Ini Daftar Harga TBS Sawit Riau 27 Februari sampai 5 Maret 2019 Mendatang
Penurunan harga TBS terbesar terjadi di kelompok umur 25 tahun yakni sebesar Rp 13,35/Kilogram (Kg).
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Sesri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Hendri Gusmulyadi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Riau kembali turun.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Riau, merilis periode 27 Februari sampai 5 Maret 2019 mendatang terjadi penurunan harga TBS kelapa sawit di semua kelompok umur.
Kasi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan, Tengku Neni Mega Ayu, Selasa (26/2/2019) menjelaskan, penurunan terbesar terjadi di kelompok umur 25 tahun yakni sebesar Rp 13,35/Kilogram (Kg).
Sedangkan untuk kelompok umur 10 - 20 tahun adalah sebesar Rp 12,95/Kg.
Penurunan harga periode ini mencapai 0,82 persen di banding harga minggu lalu.
Sehingga harga TBS khusus kelompok umur 10 sampai 20 tahun periode saat ini menjadi Rp 1.562, 08/Kg.
Penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Baca: Tak Kunjung Disalurkan, Anggota DPRD Riau Pertanyakan Kompensasi Nelayan Rohil
Baca: SK Pemberhentian PNS terlibat Kasus Korupsi Belum Ditandatangani, Ini Alasan Bupati Meranti
Baca: Disdikbud Meranti Gelar Pelatihan Bagi Pendidik untuk Memenuhi Standar Kompetensi
Menurutnya, untuk faktor internal disebabkan oleh adanya kenaikan biaya pada perusahaan seperti biaya pemasaran, biaya angkut dan biaya olah.
Selain itu harga kernel juga masih terus mengalami penurunan yang cukup besar.
Sementara itu, untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp 55,00/Kg, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 60,16/Kg dari harga minggu lalu.
Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 330,00/Kg, dan Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 327,00/kg dari harga minggu lalu.
"Untuk faktor eksternal penurunan harga TBS dipengaruhi oleh belum membaiknya penjualan, perusahaan masih kesulitan untuk rutin menjual CPO setiap minggunya," katanya.
Selanjutnya terang Neni, nilai ekspor CPO Indonesia juga melambat yang menandakan turunnya permintaan dunia.
Produksi minyak sawit Indonesia dan Malaysia yang berada diatas ekspektasi pasar membuat investor khawatir akan meluapnya pasokan yang membebani keseimbangan pasar. Sehingga menyebabkan harga sawit Riau kian melemah. (dri)