Wanita Cantik Ini Bantu Lestarikan Satwa Liar Melalui Ilmu Forensik. Ini Kisahnya
Saat sejumlah wanita memilih ke salon, Andita Septiandini malah memilih pergi ke habitat satwa liar di alam bebas, seperti gajah dan harimau.
Penulis: Fernando | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU-Saat sejumlah wanita memilih ke salon, drh Andita Septiandini malah memilih pergi ke habitat satwa liar di alam bebas, seperti gajah, dan harimau.
Ia melakukan forensik terhadap satwa liar yang tewas.
"Kita biasanya menyebut kegiatan tersebut sebagai forensik satwa liar. Untuk saat ini memang belum populer aplikasi
keilmuannya," papar dokter hewan ini saat berbincang dengan Tribun, Senin (18/3/2019).
Doter hewan kelahiran Bogor ini menggeluti forensik hewan karena ia menilai aktivitas ini menarik.
Bagi sebuah karkas atau mayat dapat berkomunikasi dengan caranya tersendiri. Ada banyak hal yang dapat digali
informasinya dengan detail.
"Tapi semua itu tergantung sejauh mana kita mau mengumpulkan informasi dari mayat satwa tersebut," papar wanita kelahiran
23 September 1986 ini.
Andita terjun ke forensik satwa liar lantaran banyak kasus kejahatan satwa liar yang belum terungkap.
Kondisi ini karena kasus kejahatan yang menyebabkan satwa terbunuh tidak terbasmi hingga ke akarnya. Bahkan tidak terkuak
hingga hulunya.
Hal itu membuat Andita sangat prihatin dan mencari solusi untuk membantu satwa liar yang menjadi korban dari kejahatan
manusia.
"Maka dari itu saya mendalami ilmu forensik satwa liar ini," papar Manager Opserasi Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera
di Dharmasraya tersebut.
Andita sering kali dimintakan bantuannya oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dalam mengungkap
kasus temuan satwa liar dilindungi yang mati, termasuk proses evakuasi satwa liar yang bersinggungan dengan manusia.
Satu di antara kasus itu adalah evakuasi harimau sumatera liar, Bonita yang menghebohkan masyarakat Riau belum lama ini.
Andita mulai mendalami forensik satwa sejak tahun 2015, namun ia mulai tertarik dalam bidang keilmuan ini sejak tahun
2012.
Kala itu ia bergabung dengan Wildlife Conservation Society di wildlife crime unit.
Andita mengaku banyak hal berkesan selama menggeluti aktivitas ini.