Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ajaran Islam

Hukum Membunuh Cicak dalam Islam dan Dalilnya, Benarkah Dapat Pahala?

Kisah cicak dalam sejarah pekembangan Islam yang legendaris ini terjadi, saat Nabi Ibrahim AS dilempar hidup-hidup ke dalam api

Editor: Muhammad Ridho
Tribunpekanbaru
Hukum Membunuh Cicak 

Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan, dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua.” (HR. Muslim, no. 2240)

TRIBUNPEKANBARU.COM - Cicak adalah jenis binatang melata yang sangat legendaris dalam sejarah agama Islam.

Reptil merayap berkaki empat yang sering terlihat berkeliaran di dinding dan langit – langit rumah ini termasuk ke dalam binatang terkutuk hingga akhir zaman. 

Seperti dikutip tribunpekanbaru.com dari dalamislam.com, hal ini dikarenakan cicak disebut – sebut sebagai binatang perantara setan yang memusuhi dakwah.

Kisah cicak dalam sejarah pekembangan Islam yang legendaris ini terjadi, saat Nabi Ibrahim AS dilempar hidup-hidup ke dalam kobaran api yang telah disiapkan oleh Namrud Ibn Kan’an

Namrud adalah seorang raja yang pertama kali mengaku sebagai Tuhan dari kerajaan Babilonia, atau yang sekarang dikenal dengan Negara Irak.

Baca: Niat Mandi Wajib (Junub), Tata Cara Mandi Wajib dan Sebab Sebab yang Mewajibkan Mandi

Baca: 99 Asmaul Husna (Nama Allah SWT) dan Keutamaan Membacanya, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Artinya

Dalam peristiwa ini dikisahkan terdapat dua ekor binatang yang turut berperan, yakni semut dan cicak.

Jika semut berpihak pada Nabi Ibrahim AS maka cicak malah berpihak kepada sang raja, Namrud Ibn Kan’an.

Dalam cerita itu semut dengan susah payah berlari-lari membawa butiran-butiran air yang ada di mulutnya untuk memadamkan kobaran api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim AS.

Kemudian seekor burung berkata mewakili keheranan semua binatang yang menyaksikan peristiwa tersebut.

“Tidak mungkin setetes air yang ada di mulutmu mampu memadamkan kobaran api yang sangat besar itu.” sahut si burung.

Namun kemudian semut menjawab “Memang air ini tidak akan bisa memadamkan api itu, tapi ini kulakukan paling tidak semua akan melihat bahwa aku di pihak yang mana.”

Dari peristiwa tersebutlah akhirnya banyak hadis yang mengisahkan tentang bagaimana peranan cicak dalam mempersulit penyebaran Islam pada masa Nabi Ibrahim AS.

Di antaranya adalah dalam sebuah hadis muslim yang mengisahkan bahwa cicak adalah tersangka utama yang meniup dan memperbesar kobaran api sehingga membakar Nabi Ibrahim AS. 

“Dahulu, cicak-lah yang meniup dan memperbesar kobaran api yang membakar Ibrahim.” (HR. Muslim).

Baca: Niat, Doa, dan Tata Cara Sholat Istikharah untuk Mohon Petunjuk dan Memilih Jodoh

Baca: Tak Disangka, Ini Manfaat Puasa Senin Kamis untuk Kerja Otak, Berikut Niat dan Tata Cara

Menyikapi hadis ini, Syekh Utsaimin menyebutkan bahwa tindakan cicak yang meniup untuk membesarkan kobaran api (yang membakar Nabi Ibrahim As), pertanda bahwa cicak adalah hewan yang memusuhi dakwah, ahli tauhid dan keikhlasan para pejuang (syarah Riyadhus Shalihin).

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved