Tribun Photo
BERITA FOTO: Kesal Aksi Tidak Ditanggapi Walikota, Para Guru Sertifikasi Duduki Mal Pelayanan Publik
Kesal aksi tidak ditanggapi Walikota Pekanbaru, para Guru Sertifikasi yang melakukan aksi damai duduki Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru
Penulis: Dodi Vladimir | Editor: Nolpitos Hendri
BERITA FOTO: Kesal Aksi Tidak Ditanggapi Walikota, Para Guru Sertifikasi Duduki Mal Pelayanan Publik
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kesal aksi tidak ditanggapi Walikota Pekanbaru, para Guru Sertifikasi yang melakukan aksi damai duduki Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru.
Para Guru sertifikasi memasuki Gedung Mall Pelayanan Terpadu Kota Pekanbaru saat melakukan aksi menuntut Walikota Pekanbaru merevisi Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 7 tahun 2019 yang meniadakan Tunjangan Penambah Penghasilan (TPP) bagi guru sertifikasi, Senin (25/3).
Tidak mendapat tanggapan dari Walikota Pekanbaru usai menggelar aksi, para guru sertifkasi memasuki Gedung Mall Pelayanan Terpadu (MPP) Pekanbaru.
Baca: CALEG CANTIK Partai Gerindra di Pekanbaru Diintimidasi dan Diancam Preman, Secarik Kisah Wan Aniska
Baca: Kisah CEWEK CANTIK Asal Pekanbaru, Art Director di Kastil Creative, Ikut Pertukaran Pemuda ke Jepang
Baca: CALEG Cantik Partai GERINDRA di Pekanbaru, Terinspirasi Permaisuri Yordania Rania Al Abdullah
Ribuan guru masih menggelar aksi di Kantor Walikota Pekanbaru hingga, Senin (25/3/2019).
Kini aksinya dilanjutkan di depan Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekanbaru.
Sejumlah guru bergantian meneriakkan orasi lewat perangkat pengeras suara.
Para guru tersebut mengancam bakal menggelar terus menggelar aksi. Sebab Walikota Pekanbaru belum kunjung menemui guru.
Mereka hingga kini menanti kepastian sikap dari Walikota Pekanbaru terkait revisi Peraturan Walikota Pekanbaru No.7 tahun 2019.
Peraturan ini meniadakan Tunjangan Penambah Penghasilan (TPP) bagi guru sertifikasi.

Yang mendapat TPP hanya guru non sertifikasi.
Selain itu, pengunjuk rasa juga meminta dinas menjamin para guru tidak mendapat intimidasi.
Mereka mengaku selama menggelar aksi mendapat intimindasi dari oknum dinas dan kepala sekolah.
"Kami dapat intimidasi, ada yang dikurung di sekolah karena tidak boleh aksi," terangnya.
Baca: KISAH Empat Cewek Cantik KETURUNAN TIONGHOA di Pekanbaru, Torehkan Prestasi Hingga Bekerja Part Time
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bernama Felicia Susanto, Berasal dari Keluarga Keturunan Tionghoa
Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah MINANG Merantau di Pekanbaru, Kampanye Kebersihan dan DUTA Kampung Iklim
Mereka mengancam bakal mogok mengajar bila tidak bertemu walikota Senin ini. Mereka bakal meliburkan aktivitas di sekolah saat aksi berlangsung.