Heboh PUBG Diharamkan, Peneliti Sebut Bukan Game yang Mendorong Tindakan Kekerasan, Tapi Dua Hal Ini
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tengah mempertimbangkan fatwa haram untuk game PUBG. Kemkominfo pun menanggapi pertimbangan tersebut.
Heboh PUBG Diharamkan, Peneliti Sebut Bukan Game yang Mendorong Tindakan Kekerasan, Tapi Dua Hal Ini
TRIBUNPEKANBARU.COM - Wacana video game sebagai pemicu kekerasan telah menjadi bagian dari debat sosial masyarakat dunia sejak lama.
Hilary Clinton di tahun 2005, saat masih menjadi senator, pernah menyatakan bahwa "bermain video game kekerasan untuk remaja sama seperti merokok tembakau untuk kanker paru-paru".
Berbagai serangan bersenjata yang terjadi di Amerika Serikat juga diyakini disebabkan oleh pelaku yang terpapar kekerasan saat bermain video game. Presiden Trump, misalnya, menyalahkan video game atas kejadian penembakan di Marjory Stoneman Douglas High School di Florida, yang menewaskan 17 siswa.
Permainan role playing game, di mana pemain menggunakan senjata dan membunuh untuk bertahan hidup, seperti PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG, menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.
Di India, game PUBG sudah dilarang pada awal Maret.
Pelarangan ini ditujukan untuk mencegah kekerasan dilakukan oleh anak-anak yang bermain game tersebut.
Baca: Download Lagu Alan Walker On My Way Ost PUBG Lengkap dengan Video dan Lirik
Baca: PUBG Mobile Mulai Batasi Waktu Bermain untuk Kurangi Kecanduan
Baca: Fakta-fakta Sidang Muncikari Kasus Prostitusi Artis, Terungkap Kronologi Tawarkan Jasa VA
"Karena permainan ini, pendidikan anak-anak dan remaja terpengaruh. Game ini juga mempengaruhi perilaku, tata krama, ucapan dan perkembangan anak-anak," demikian pernyataan dalam surat perintah polisi negara bagian Gujarat, tertanggal 6 Maret.
Indonesia dan Malaysia pun juga berwacana untuk melarang permainan PUBG.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tengah mempertimbangkan fatwa haram untuk game PUBG. Kemkominfo pun menanggapi pertimbangan tersebut.
"MUI lembaga independen. Kalau memang (PUBG) dirasakan merusak, dikaji dulu, dan silahkan diajukan ke Kominfo.
Kami siap menindaklanjuti permintaan pemblokirannya," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Baca: Hasil dan Cuplikan Gol Timnas Indonesia Vs Myanmar, Skuad Garuda Unggul 2-0
Baca: RELAWAN Prabowo-Sandi Tak Gelar Aksi Balasan, Netralisir HOAX yang Serang Capres 02 Door to Door
Baca: UPDATE Berita MotoGP 2019: Ducati Gunakan Winglet, Manajer KTM: Kapan ini akan berakhir?
Baca: Pengakuan Suami Lucinta Luna yang Menerima Sang Istri Transgender: Simak Bahaya Operasi Kelamin
Video game bukan penyebab utama kekerasan
Sarah Mayr, psikolog Jerman dengan fokus Human Factors dan molecular psychology, dalam tulisannya Vom Gamer zum Täter – Erhöhen Videospiele die Gewaltbereitschaft unter Jugendlichen?
(Dari Gamer ke Pelaku Kriminal - Apakah video game meningkatkan tindak kekerasan pada anak muda?) mempertanyakan apakah menjadikan game sebagai masalah dan penyebab tindak kekerasan bisa dibenarkan dari sudut pandang ilmiah?