Kepulauan Meranti
Helikopter Lakukan 43 Sortie Water Bombing Padamkan Titik Api di Desa Lukun Kepulauan Meranti Riau
Ada 43 kali sortie selama water bombing di Desa Lukun Kepulauan Meranti dan api sudah padam, tapi masih berasap
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI - Hari ini Kamis (28/3/2019) satu helikopter milik milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBF/) Provinsi Riau diturunkan di Desa Lukun kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, untuk water bombing .
Kalaksa BPBD Meranti M. Edy Afrizal saat dikonfirmasi mengatakan bahwa satu Helikopter jenis RA - 22582 ini diturunkan melalui koordinasi dengan pihak BPBD provinsi.
"Karena desa Lukun masih berasap kita hubungi satgas udara BPBD provinsi untuk waterbombing," ungkap Edy.
Dirinya mengatakan ada 43 kali sortie selama waterbombing di desa Lukun hari ini. "Setelah di waterbombing 43 sortie api sudah padam, tapi masih berasap," ungkapnya.
Baca: Seluruh Wilayah Bengkalis Riau Diguyur Hujan, Kebakaran Lahan Padam Total dan Titik Api Nihil
Hingga saat ini desa Lukun yang masih berasap masih dipantau oleh pihak BPBD bersama ratusan masyarakat dan PT. NSP yang berada di lokasi.
"Dua petugas BPBD masih berada di lokasi bersama ratusan masyarakat dan pihak perusahaan PT. NSP untuk melakukan pemadaman," tuturnya.
Walaupun sebagian wilayah di Kepulauan Meranti di Guyur hujan, namun tidak terjadi di Desa Lukun.
"Memang ada hujan di beberapa wilayah tapi di desa Lukun tidak ada hujan," ujarnya.
Edy mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah tidak ada titik api di wilayah Kepulauan Meranti.
"Hingga saat ini ini hotspot sudah nihil," ungkapnya.
Baca: Jumlah Tersangka Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Bertambah Jadi 13 Orang
Sebelumnya hari ini tim dengan dua regu juga di kirim ke desa Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang untuk melakukan pemadaman.
"Namun karena di sana hujan, tim diarahkan ke desa Wonosari yang juga mengalami kebakaran," ungkap Edy.
Dirinya mengatakan hingga sore hari masih menunggu Informasi dari tim yang berada di desa Wonosari, kecamatan Rangsang.
"Kita masih belum dapat informasi karena tim belum sampai di lokasi," ujar Edy.(Tribunpekanbaru.com/ Teddy Tarigan)