Riau Region
100 Suara Saya Hilang di TPS 06 Bandar Picak, Calon Anggota DPD RI Jefry Noer Merasa Dicurangi
Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Riau, nomor urut 33, H Jefry Noer merasa dicurangi.
Penulis: Nurul Qomariah | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Riau, nomor urut 33, H Jefry Noer merasa dicurangi.
Ia menguraikan dugaan praktik kecurangan dalam proses penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 006 dan 009, Desa Bandar Picak, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Jefry menjelaskan, usai penghitungan suara di TPS tersebut, Rabu (17/4/2019), suaranya tercatat 105 dalam kertas Model C1 Plano berubah menjadi 5 suara saja. Ada 100 hilang di kertas rekap Model C1.
"Saat penghitungan suara DPD RI di TPS 06 Bandar Picak, saya mendapat 105 suara, dan itu tercatat dalam kertas Model C1 Plano. Anehnya di kertas rekap suara Model C1, perolehan suara saya hanya tinggal 5 suara.. Berarti 100 suara hilang,” papar Jefry di hadapan puluhan wartawan yang juga anggota PWI Riau saat acara Ngobrol Pintar (Ngopi) PWI Riau di Kedai Kopi Bengkalis, Jl Soekarno Hatta, Pekanbaru, Jumat (19/4/2019).
“Begitu juga di TPS 009, suara nomor urut 33 di C1 Plano tercatat 47, namun di rekap C1 hanya tinggal 4," jelas Jefry Noer
Lebih lanjut Jefry yang juga mantan Bupati Kampar 2 periode ini, mengatakan, usai menerima informasi itu dari timnya di lapangan, ia langsung menelepon KPU Kampar dan mereka menghubungi PPK untuk mengubahnya.
"Bagi saya bukan soal diubahnya, tapi cara kerja petugas di TPS yang tidak benar. Masa mereka bilang salah tulis. Itu karena ketahuan, kalau tidak, tentu jumlah suara itu akan bisa dimainkan," ujarnya.
Tapi Alhamdulillah, kata Jefry, di TPS itu ada Panwaslu yang mengawasi dengan jeli. Sebab pihaknya tidak memiliki saksi di semua TPS. "Kita dapat data dari dia (Panwaslu, red) dan anggota kita juga memfoto C1 Plano," katanya.
Menurut Jefry, kejadian seperti itu baru yang terungkap dan menimpa calon DPD, belum lagi yang menimpa caleg partai, bisa lebih berbahaya lagi.
"Untuk itu saya berharap Bawaslu, teman-teman media dan para caleg mengawasi dengan ketat proses penghitungan di tingkat PPK (kecamatan, red). Potensi dugaan permainan jual beli suara di PPK juga besar," harap Jefry.
Pada acara itu, jajaran pengurus PWI Riau turut hadir di antaranya, Sekretaris PWI Riau Amril Jambak, Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan Anthony Harry, dan Ketua Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) PWI Riau, Mohammad Moralis yang sekaligus bertindak sebagai moderator. (Tribunpekanbaru.com/nurul qomariah)