Berawal Target Hadiah Umrah, Ida Bumpa Sukses Tekuni Bisnis MLM
Ida Bumpa yang termotivasi oleh hadiah umrah untuk memulai karir di Multi Level Marketing (MLM) sebuah perusahaan produk kesehatan dan kecantikan.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: ihsan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Untuk mencapai kesuksesan tentu harus didorong motivasi yang kuat.
Seperti Ida Bumpa yang termotivasi oleh hadiah umrah untuk memulai karir di Multi Level Marketing (MLM) sebuah perusahaan produk kesehatan dan kecantikan.
Ida mengawali kiprahnya di MLM sejak tahun 2013. Namun mulai benar-benar aktif pada awal 2014.
"Awalnya saya tertarik terjun di dunia MLM karena ada hadiah umrah," ujarnya, Selasa (16/4/2019).
Sebelumnya, wanita bernama asli Apridawati ini, berjualan perlengkapan bayi secara online pada tahun 2010.
Ia sempat membuka toko kecil. Namun ia menilai perlu waktu cukup lama untuk dapat berangkat umrah bersama suami.
Karena melakukan ibadah umrah di Tanah Suci Makkah sudah menjadi impiannya sejak kuliah.
"Mimpi saya dalam 10 tahun, harus sudah berkeluarga, punya anak, punya rumah, punya mobil. Terakhir, umroh atau naik haji," tutur alumnus Fakultas Teknik Jurusan Sistem Informasi UIN Suska ini.
Dia memang selalu membuat mimpi dan fokus mewujudkannya. Maka ia sering memasang tanda pagar #pejuangmimpi pada postingan di media sosial.
Mimpinya terwujud dalam setahun menjalankan MLM. Diawali tur ke Korea pada November 2014. Kemudian beragkat umrah dengan suami pada Januari 2015.
"Sekarang saya sudah berkunjung ke 20 negara. Semuanya gratis. Termasuk ke Eropa. Hampir setiap trip dari kerjaan, saya ikut," ujarnya didampingi suami, Noly Helmi.
Ida memiliki metode yang berbeda dalam menjalankan MLM. Bukan dengan tatap muka. Namun dengan mengandalkan media sosial Facebook untuk mempromosikan produk sekaligus menciptakan jaringannya di bawah.
"Sekarang saya sudah punya 17.000 jaringan. Tersebar di seluruh Indonesia," sebut wanita 35 tahun ini.
Menurut dia, aktif di medsos lebih efektif dan efisien ketimbang menemui calon mitra satu per satu yang memakan banyak waktu dan tenaga.
Akun Facebook yang digunakannya, dibuat saat masih berjualan online. Jaringan yang sudah ada, tinggal ia kembangkan.