Tekno
Segera Update Aplikasi WhatsApp Kamu ke Versi Terbaru, Ini Imbauan Badan Siber RI!
Badan Siber dan Sandi Negara ( BSSN) Republik Indonesia ikut berkomentar dengan mengimbau seluruh pengguna segera memperbarui aplikasi WhatsApp
TRIBUNPEKANBARU.COM - Baru-baru ini heboh soal voice call WhatsApp yang ternyata mengandung kelemahan.
Kelemahan yang bisa dipakai untuk menyelipkan program mata-mata alias spyware lewat panggilan suara.
Di Indonesia, Badan Siber dan Sandi Negara ( BSSN) Republik Indonesia ikut berkomentar dengan mengimbau seluruh pengguna segera memperbarui aplikasi WhatsApp agar mendapat patch yang menambal celah keamanan tersebut.
"Celah keamanan Remote Code Execution (RCE) CVE-2019-3568 pada WhatsApp memungkinkan penyerang mengeksploitasi fungsi panggilan telepon & menginstalasi malware secara remote. Segera update aplikasi WhatsApp," tulis pihak BSSN dalan kicauan di Twitter.
Selain WhatsApp, BSSN juga menyarankan pengguna agar selalu melakukan update aplikasi lain yang terpasang pada ponsel.
"Karena pada umumnya pemutakhiran memuat perbaikan isu keamanan yang penting untuk mencegah eksploitasi keamanan pada aplikasi yang digunakan," lanjut BSSN.
Pihak WhatsApp memang telah merilis perbaikan celah keamanan dimaksud pada versi terbaru WhatsApp yang dirilis hari Senin (13/5/2019) lalu.
Seperti BSSN, WhatsApp juga mengimbau para pengguna agar segera update.
Baca: BERAWAL dari Facebook & WhatsApp, Pemuda Ini Perdaya 20 ABG: Modusnya Jadi Dukun
Baca: Upgrade Smartphone Segera! Tahun Depan, WhatsApp Tak Bisa Dipakai di HP Android dan iOS Jadul
Baca: Akun WhatsApp Anda Diretas? Ini 4 Cara Mudah untuk Mengatasinya
Baca: Layanan WhatsApp akan Terkoneksi ke Instagram dan Messenger
Mengincar orang "high-profile"?
Program mata-mata yang memanfaatkan kelemahan sekuriti WhatsApp ini diduga merupakan bikinan NSO Group, sebuah perusahaan asal Israel yang memang dikenal sebagai pembuat spyware untuk klien dari kalangan pemerintahan (nation-state).
Pihak NSO Group telah merespon dengan mengatakan bahwa teknologi mata-mata buatannya dimaksudkan sebagai alat pihak pemerintah untuk memerangi terorisme dan kejahatan serta tengah menyelidiki apakah ada penyalahgunaan.
Praktisi keamanan siber Alfons Tanujaya dari Vaksinkom mengatakan ancaman spyware Israel ini sebenarnya tak terlalu besar untuk para pengguna WhatsApp secara umum.
"Sasarannya lebih kepada orang yang high-profile," ujar Alfons ketika dihubungi oleh KompasTekno lewat pesan singkat, Kamis (16/5/2019).
Kasus-kasus infeksi spyware terkait lewat metode voice call WhatsApp sejauh ini memang ditemukan di kalangan tertentu, seperti aktivis, pengacara, hingga jurnalis.
Menurut Alfons, ancaman spyware terhadap pengguna ponsel selalu ada dan signifikan.