Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kabut Asap Riau

Udara Riau Mulai Tak Sehat, Kabut Asap Semakin Tebal

Selain dari kebakaran hutan dan lahan di Riau, kabut asap itu diduga kiriman dari provinsi tetangga, terutama Jambi dan Sumatera Selatan.

Editor: harismanto
Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda
Kabut asap selimuti Pekanbaru 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan, dengan bau cukup menyengat, menyelimuti wilayah Riau, Selasa (7/7/2015) pagi. Pantauan Tribun di ibu kota provinsi, Pekanbaru, kabut asap tipis masih menyelimuti udara hingga siang hari.

Selain dari kebakaran hutan dan lahan di Riau, kabut asap itu diduga kiriman dari provinsi tetangga, terutama Jambi dan Sumatera Selatan. Kedua provinsi itu kemarin mendominasi titik panas (hotspot) di Sumatera, masing-masing 57 dan 51 titik. Sedangkan Riau berada di posisi tiga, dengan 27titik panas.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi mengatakan papan Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPUdi Pekanbaru sempat menunjukkan kualitas udara dalam kategori berbahaya. Namun, pada siang hari terpantau sedang.

Slamet memaparkan, pada pukul 07.00 WIB jarak pandang di Pekanbaru dan Pelalawan hanya dua kilometer. Dumai dan Rengat juga diselimuti kabut asap, dengan jarak pandang tiga kilometer.

Sementara kantor berita Antara melaporkan, jarak pandang di Kota Dumai pada Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WIB hanya berkisar 100 meter. Warga di kota pelabuhan itu pun mulai khawatir.

"Semoga saja kabut asap akibat kebakaran hutan ini tidak meluas, apalagi ini di bulan puasa dan sebentar lagi mau Lebaran. Kami tentu saja berharap pemerintah cepat mengatasi kondisi ini," kata Lia, seorang ibu rumah tangga di Jalan Lepin Dumai.

Semakin hari titik panas semakin banyak bermunculan di Pulau Sumatera saat suhu panas di musim kemarau ini. Selasa pagi, sekitar pukul 05.00, satelit Terra dan Aqua mendeteksi 157 titik panas di Sumatera dan itu tersebar hampir di seluruh provinsi.

Selain di Jambi, Sumsel, dan Riau, titik panas juga terdeteksi di Sumatera Utara (6), Lampung (5), Bangka Belitung (4), Sumatera Barat (4), Bengkulu (2), dan Kepri (1).

Di Riau sendiri, titik panas paling banyak terdeteksi di Kabupaten Pelalawan dengan 14 titik. Kemudian di Indragiri Hulu tiga titik panas, Indragiri Hilir (3), Kampar (2), Rokan Hilir (2), Bengkalis (1), Meranti (1), dan Kuantan Singingi (1).

Dari 27 titik panas tersebut, untuk tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau yang mengindikasikan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, terdeteksi 18 titik api (firespot) yang tersebar di enam kabupaten. Yakni sembilan di Pelalawan, tiga di Inhu, masing-masing dua di Kampar dan Inhil. Kemudian masing-masing satu di Bengkalis dan Rokan Hilir.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, Supriyadi mengatakan, kualitas udara di Kota Pekanbaru saat ini secara umum berada dalam kondisi sedang.

Dari tiga titik pantauan udara di Kota Bertuah, wilayah Panam merupakan daerah yang tingkat pencemaran udaranya lebih tinggi dibanding Pekanbaru Kota dan Rumbai. Wilayah Panam ini memiliki angka indeks 95. "Angka ini sudah hampir mendekati nilai indeks pencemaran udara 101 yang merupakan kondisi udara tidak sehat," ucapnya.

Menurut dia, penyebab utama wilayah Panam memiliki indeks pencemaran udara tertinggi dikarenakan kebakaran lahan di Rimbo Panjang, Kampar, yang berbatasan langsung dengan Pekanbaru. Sedangkan nilai indeks pencemaran udara di Pekanbaru Kota di angka 65 dan Rumbai di angka 76.

Mengacu pada Kepmen Lingkungan Hidup nomor Kep-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara, angka 51 hingga 100 tergolong dalam kondisi udara sedang.

Supriyadi memaparkan, dalam penilaian kualitas udara, BLH mengacu pada lima unsur yakni PM10 yang merupakan penilaian terhadap partikel mikro, SO2 yang merupakan penilaian tingkat sulfur, CO yang merupakan penilaian kandungan karbon di udara, O3 yang merupakan penilaian kadar ozon dan NO2 yang merupakan penilaian unsur nitrogen terkandung di udara.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved