Tiga Titik Api Membahayakan di Siak
Karhutla masih marak di Kabupaten Siak. Hingga Selasa (28/7/15) masih tersisa tiga titik api di negeri istana itu.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Sesri
Laporan Mayonal Putra
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih marak di Kabupaten Siak. Hingga Selasa (28/7/15) masih tersisa tiga titik api di negeri istana itu.
Kebakaran lahan yang paling luas terjadi di KM 61, Kecamatan Dayun. Api yang menjalar sejak sepekan lalu itu kini sudah melalap sebesar 120 Ha. Kebun sawit milik Pemda tersebut sebagian besar sudah membara. Sedangkan titik api di areal seluas itu masih berkobar.
Di kecamatan yang sama, si jago merah juga melalap hutan di Parak Gajah. Di areal hutan ini api sudah menjalar di hutan seluas 3 Ha. Sedangkan petugas pemadam kebakaran tidak bisa menempuh medan. Karena berada di kedalaman hutan gambut. Sedangkan air juga tidak tersedia di sekitar areal kebakaran.
Sementara titik api yang ketiga berada di Kampung Rempak, Kecamatan Siak. Di daerah ini api sudah menjalar di hutan Kampung Rempak seluas 15 Ha. Kendala yang di hadapi rata-rata sama, yakni kesulitan menempuh medan dan tidak tersedianya sumber air di sekitar kebakaran.
Kepala Pemadam Kebakaran BPBD Siak Iwan Priyatna mengatakan hingga sore kemarin anggotanya masih berupaya memperkecil areal kebakaran. Bahkan, di KM 51 Dayun, pihaknya yang dibantu masyarakat sudah membuat kanal-kanal. Supaya api yang masih merembet di kedalaman gambut tidak semakin meluas.
"Kita masih butuh water boombing, tapi helikopter tentu ke kabupaten lain yang juga memerlukan. Karena di Siak sudah pernah sekali. Kita harap, BPBD Provinsi kembali mengirimkan helikopter ke Siak," kata dia.
Hingga saat ini, pihaknya menurunkan anggotanya untuk menjaga ketiga lokasi yang paling besar di Siak itu. Petugas itu dibantu pula oleh masyarakat sekitar. Jika sewaktu-waktu api terus menjalar ke tempat lebih berbahaya bagi masyarakat, petugas tersebut yang bakal melakukan antisipasi secepatnya.
"Kami sangat menghimbau kepada masyarakat yang membuka lahan, jangan membakar lahan. Lahan kering betul, tidak ada sumber, sehingga cepat dilalap api. Jika melihat ada kebakaran, sebaiknya cepat kasih tahu kami. Jangan api sudah besar kami baru tahu, sangat susah itu," kata dia. (*)
Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi BESOK Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com. Ikuti Video Berita di www.tribunpekanbaru.com/video
FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru