Diejek Seperti 'Kodok' dan 'Alien' Bocah Ini Terpaksa Berhenti Sekolah
Seorang anak perempuan harus menghadapi ejekan dan hinaan kejam dari anak-anak lain karena kondisi langka yang dialaminya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun di Bihar, India harus menghadapi ejekan dan hinaan kejam dari anak-anak lain karena berbeda.
Ia menderita kondisi langka yang membuat matanya melotot ke luar dengan jarak antara keduanya lebih jauh dibanding mata normal.
Shaili Kumari (7) menderita kelainan genetik langka yang disebut Crouzon Syndrome yang terjadi ketika tengkorak kepala menyatu prematur.
Dilansir Daily Mail, atas kondisinya ini dia diejek 'kodok' atau 'alien' oleh teman-teman dan orang lain.
Hal itu membuat Shaili jadi enggan ke sekolah. Walau demikian dia bercita-cita suatu hari nanti menjadi dokter dan bisa menolong anak-anak yang kondisinya sama dengan dirinya.
"Saya merasa sedih saat melihat diri sendiri di cermin dan membayangkan bisa seperti saudara saya yang laki-laki dan perempuan. Tapi saya mengisi waktu dengan bernyanyi dan menari. Jadi saya tak lagi memikirkannya," katanya.
Shaili mengatakan sadar dirinya tidak normal dan ingin mendapatkan pengobatan sehingga bisa pergi bersekolah.
"Saya tidak takut sama dokter. Sebenarnya saya suka melihat mereka karena memberikan saya harapan untuk bisa jadi lebih baik," katanya.
Kepedihan yang sama dirasakan ayahnya, Pintu Kumar (33). Sebagai petugas keamanan yang berpenghasilan rendah, ia merasa tidak bisa berbuat apa-apa untuk membawa putrinya berobat.
"Baik anak-anak maupun orang dewasa ketakutan dan lari ketika melihat putriku. Ini sangat menyakitkan bagi kami karena mereka percaya dia tidak normal," katanya.
"Matanya mulai membesar perlahan-lahan dalam waktu bertahun-tahun. Kini kami tidak membolehkannya pergi sendirian karena dia pasti diperlakukan tidak baik," tambah pria itu.
Mata Shaili sudah besar sejak lahir. Tapi masalah belum muncul sampai usia ketiga tahun. Dia mulai menderita serangan epilepsi dan walaupun dokter sudah mengobati, mereka mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa untuk memperbaiki kondisi wajah Shaili.
"Beberapa dokter bahkan tidak bisa mendiagnosa penyakitnya; beberapa tidak tahu bagaimana perawatannya karena mereka belum pernah melihat kasus seperti ini. Dan banyak yang tidak menyenangkan kami, setelah mengetahui kondisi keuangan kami yang miskin," keluh sang ayah lagi.
Ibunya, Chandni Devi (26) juga mengungkapkan kesedihan.
"Tak ada yang meringankan penderitaannya sekarang. Dia mengeluh sakit mata, sakit kepala dan pandangan kabur. Saya merasa sedih dengan kondisinya ini dan ketika anak-anak lain mengolok-oloknya, hati saya menjerit," katanya.
