Jangan Sembarangan Cabut Uban
Uban dini yang tumbuh di kepala tidak dianjurkan untuk sering-sering dicabut. Aksi cabut uban memiliki dampak buruk pada kesehatan tubuh
TRIBUNPEKANBARU.COM - Uban atau memutihnya rambut biasa terjadi pada orang-orang lanjut usia yang beranjak tua. Namun begitu, tidak sedikit remaja yang juga mengalami rambutnya ditumbuhi uban.
Hal tersebut membuat uban tidak lagi memandang faktor, mulai dari laki-laki, perempuan, remaja, bahkan hingga anak-anak sekalipun beresiko rambutnya secara prematur ditumbuhi uban yang selanjutnya disebut uban dini.
Umumnya uban dini tidak menyerang semua orang, namun bisa jadi mengkhawatirkan karena remaja maupun dewasa muda tidak ingin memiliki uban dini.
Kasus uban dini bisa ditemukan pada pelajar atau remaja. Dapat kita saksikan secara langsung di sekolah-sekolah. Ada siswa yang sudah memiliki rambut berwarna putih walaupun hanya sedikit dan tidak begitu terlihat.
Ada juga siswa yang memiliki uban cukup banyak sehingga dapat terlihat meski dari jarak jauh. Dari segi penampilan tentu hal tersebut sangat mengganggu.
Seperti dialami Heru Andika, warga Pandau yang mengaku telah memiliki uban sejak duduk di kelas II sekolah menengah atas, saat ia berusia 17 tahun.
Ia pun memiliki penilaian tersendiri sebab munculnya uban di usianya yang tergolong muda.
“Mungkin karena banyak pikiran dan stres,” ungkap Heru kepada Tribun Pekanbaru, belum lama ini.
Lebih lanjut dikatakan Heru, uban dini di rambut tak ayal seringkali membuat beberapa bagian kulit kepalanya terasa gatal.
“Apalagi kalau kepala sedang lembab oleh keringat. Karena rasanya gatal sekali, sering saya cabut. Agar rasa gatalnya hilang,” katanya lagi.
Jika Heru merasa terganggu dengan rasa gatal, lain halnya dengan Ravi, warga Payung Sekaki. Lelaki ini cukup risih dengan kehadiran rambut putih di kepalanya.
Wajar saja jika ia menganggap uban dini dapat mengganggu penampilan.
“Kalau sedang ngumpul sama teman-teman, apalagi ngobrol dari jarak dekat sering disinggung uban yang kelihatan di kepala saya. Malu juga, makanya kalau ada kesempatan sering saya cabut,” tuturnya.
Mengenai uban dini yang diberi tindakan pencabutan, Abriloka Vidu Nugroho, MKes, Kasubbag Mutu Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru, mengutarakan pandangannya. Uban dini yang tumbuh di kepala tidak dianjurkan untuk sering-sering dicabut.
Keputusan mencabut rambut uban memanglah solusi yang baik untuk memperbaiki penampilan. Namun mencabut uban sebenarnya hanya penanganan sementara bagi penampilan. Tak hanya itu, aksi cabut tersebut juga memiliki dampak buruk pada kesehatan tubuh lainnya di luar rambut.
Rambut-rambut tersebut tumbuh di bawah kulit yang di dalamnya tersimpan saraf-saraf. Menjadi berbahaya jika seseorang melakukan pencabutan uban karena akan mengganggu kinerja aneka saraf.
Hal tersebut berdampak pada sinyal saraf yang memproduksi pigmen rambut menjadi bermasalah.
Karena sebagaimana rambut hitam, uban juga mengalami proses perontokan. Itulah mengapa aksi cabut uban tidak disarankan untuk dilakukan.
“Dampak berarti dari pencabutan uban yakni kepala terasa pusing hingga permasalahan yang lebih serius, misalnya kebotakan akibat folikel yang rusak,” kata Abri.
Faktor genetik
Pada dasarnya, kata Abriloka, warna putih atau abu-abu merupakan warna dasar rambut. Kadar sel pigmen melanin terletak di dasar tiap folikel rambutlah yang menghasilkan warna dominan alami yang kita miliki sejak lahir.
Bagaimanapun, ketika seseorang semakin berumur dan mencapai usia pertengahan, akan semakin banyak sel pigmen yang mati. Hal tersebut menyebabkan hilangnya warna rambut yang berpangkal pada folikel rambut.
Itulah mengapa rambut putih (uban) identik dengan manusia yang telah menginjak usia di atas 40 tahun. Namun tidak sedikit pula usia di bawah 40 tahun bahkan usia belasan tahun pun bisa mengalami rambut beruban.
Uban yang tumbuh di usia muda atau uban prematur dalam terminologi medis disebut canities.
Mengapa canities bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap uban yang muncul di usia muda, diantaranya:
Faktor genetik. Faktor inilah yang paling sering menjadi pemicu timbulnya uban dini. Biasanya jika orangtua dulunya mengalami uban dini, anaknya cenderung mengalami hal serupa.
Kondisi kesehatan tubuh. Ada beberapa kondisi medis misalnya adanya hormon tiroid yang kurang seimbang, tubuh juga mengalami kekurangan vitamin B12 maupun mengalami anemia bisa membuat munculnya uban meskipun usia masih sangat muda.
Pengonsumsian obat-obatan dan rokok. Konsumsi obat tertentu juga bisa membuat tumbuhnya uban. Khususnya obat yang mengandung lithium.
Selain itu perokok juga memiliki kecenderungan mengalami tumbuhnya uban secara dini, karena dapat menghambat produksi melanin.
Namun, secara spesifik kehadiran uban tidak berdampak terhadap kesehatan tubuh. Meski dalam kasus-kasus tertentu, walau jarang terjadi, uban dini ini bisa jadi pertanda adanya masalah kesehatan.
Penyakit itu antara lain, vitiligo atau kondisi kulit yang kehilangan pigmentasi, anemia pernisiosa yaitu ketika tubuh sulit menyerap vitamin B12, dan masalah kelenjar tiroid.
Agar rambut sehat
Untuk membuat rambut tetap sehat tentu membutuhkan perawatan yang harus dilakukan. Abriloka Vidu Nugroho, M.Kes., berbagi tips untuk anda yang menginginkan rambut terjaga kesehatannya. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
* Memilih jenis makanan
Hindari junkfood dan minuman bersoda, perbanyak konsumsi makanan yang kaya zat besi, natrium dan vitamin B setiap harinya. Selain itu, perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang kaya antioksidan.
* Hindari keseringan mencuci rambut
Untuk membuat rambut bersih, aktivitas membersihkan rambut perlu dilakukan. Namun tidak dianjurkan untuk terlalu sering. Karena jika terlalu sering justru akan menghilangkan kandungan minyak alami rambut.
Saat memilih sampo untuk mencuci rambut juga perlu diperhatikan, penggunaan sampo dengan kandungan busa yang banyak akan membuat rambut cepat kering.
* Hindari alat panas dan pewarna rambut
Penggunaan hair dryer akan membuat rambut kering dan mudah rontok. Sama halnya mewarnai rambut dapat mengurangi kelembaban rambut dan membuatnya semakin rusak.
* Rutin potong ujung rambut
Ujung rambut rentan bercabang, maka perlu dilakukan pemotongan. Bisa dilakukan 1,5-2 bulan sekali. Agar pertumbuhan rambut tetap sehat. (cr4)
