Ramadhan 1437 H
Andre Belajar Masak dan Berburu Bahan Makanan untuk Sahur dan Berbuka
Andre ini harus melalui ibadah puasa hingga 17 jam. Tentu saja berat baginya, terlebih ini merupakan ibadah puasa perdana baginya di Lisabon
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Aan Ramdani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan durasi lebih lama memang tidak mudah. Suka dan duka harus tetap dilalui walapun terasa cukup berat.
Begitulah ibadah puasa Ramadhan yang dilalui Andre Nur Vily, warga Siak yang saat ini bekerja sebagai Staf Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lisabon, Portugal.
Pria yang akrab disapa Andre ini harus melalui ibadah puasa hingga 17 jam. Tentu saja berat baginya, terlebih ini merupakan ibadah puasa perdana baginya di Lisabon meskipun cuaca cukup stabil.
"Saya disini sejak pertengahan Januari 2016 ini. Suka-dukanya merasa berbeda saja suasana dan tradisi Ramadan ketika di Portugal, tidak seperti yang sering kita alami di Indonesia. Di Portugal tidak lagi kita menemukan pasar Ramadhan untuk mencari menu berbuka dan tidak lagi ada orang-orang keliling untuk bangunin sahur," jelas alumni Stara Satu (S-1) Jurusan Seni Tari, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Cerita menarik lain yang menjadi pengaman bagi Andre, adalah harus menyiapkan makanan berbukan dan sahur sendiri. Dengan demikian Andre pun harus berburu bahan-bahan masakan yang dibutuhkan. Untungnya rempah-rempah dan bahan masakan tidak sulit didapat.
"Tetapi, situasi ini membuat saya dapat pengalaman baru. Saya jadi belajar masak. Untungnya, di Lisabon masih ada jual bumbu rempah-rempah seperti di Indonesia. Mungkin ini salah satu tujuan bangsa Portugis sampai ke Indonesia dulu untuk mencari rempah-rempah. Jadi menu masakan Indonesia masih bisa di buat di sini," papar Alumni SMA 1 Tualang, Perawang ini.
Mulanya menjalani ibadah puasa di Lisabon tidak mudah. Namun, lambat laun hal tersebut menjadi terbiasa. Sedangkan jadwal berbuka di Lisbon pukul 21.05 dan imsak pukul 04.16.
"Mengenai waktu hingga 17 jam itu tidak ada masalah dan masih bisa dijalani. Semuanya itu tergantung niat dari hati kita," katanya.
Andre mengaku sempat kesulitan membagi waktu. Beberapa kali pria yang aktif di Sanggar Tasek Seminai Siak Sri Indrapura, Riau ini melewatkan makan sahur. Meski demikian dia bisa melewati ibadah puasa dengan baik.
"Pernah beberapa kali gak sahur dan kebablasan, bangun jam 4.30. Ya tapi tetap bisa menjalani puasa . Biasanya untuk mengisi waktu puasa, sabtu dan minggu biasanya saya pergi mengunjungi tempat wisata mas, Pena Palace, Cabo da Roca. Lumayan sambil mengisi waktu puasa, bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Portugal," katanya.
Hal yang paling dia rindukan adalah menjalani ibadah puasa bersama keluarga di Kampung halaman terlebih jelang lebaran.
"Jelang lebaran pasti sudah sibuk dengan baju lebaran baru dan kue lebaran dan banyak persiapan-persiapan lain. Kalau disini biasa-biasa aja," tutupnya. (*)
Baca Selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi BESOK. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com. Ikuti Video Berita di www.tribunpekanbaru.com/video
FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru