Dirut Bank Riau Kepri: Manajemen Resiko Harus Dikelola dengan Baik
Dengan baiknya pengelolaan manajemen resiko, tingkat kepercayaan bagi bank akan semakin tinggi.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Direktur Utama Bank Riau Kepri, Irvandi Gustari, tampil sebagai pembicara dalam Seminar Internasional dengan tema Manajemen Resiko dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Gedung Pusat Komputer Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Jalan Yos Sudarso, Sabtu (24/9/2016).
Selain Irvandi, juga tampil Konsulat Malaysia Datuk Hardi Hamdi, Politikus Marzuki Ali dan dosen tetap Magister Ilmu Hukum Unilak Cenuk Widyatrisna.
"Manajemen Resiko sangat erat kaitannya dengan dunia perbankan. Dengan manajemen resiko ini perbankan menjaga jalannya bisnis perusahaan," kata Irvandi.
Untuk menjaga likuiditas dari perbankan manajemen resiko ini dalam dunia perbankan Indonesia langsung diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan aturan OJK mulai dari perbankan yang masuk dalam kategori BUKU 2 sudah menerapkan manajemen resiko hingga level 5.
"Tingkatan ini sudah merupakan tingkat manajemen paling tinggi," tuturnya.
Dikatakannya, dengan pengelolaan manajemen resiko yang baik akan menghasilkan peluang besar pula khususnya bagi dunia perbankan. Dengan baiknya pengelolaan manajemen resiko, tingkat kepercayaan bagi bank akan semakin tinggi.
Terkait Masyarakat Ekonomi Asean, katanya, masyarakat perlu memandangnya sebagai peluang besar. Hal ini karena dengan terbukanya peluang pasar ini, potensi pasar yang disediakan juga semakin besar. Dengan manajemen resiko yang baik menurutnya, bisa meraih kepercayaan masyarakat yang nantinya sangat berpengaruh pada peluang yang diraih nanti.
Sementara itu Konsulat Malaysia di Pekanbaru, Datuk Hardi Hamdi mengatakan manajemen resiko di era Masyarakat Ekonomi Asean menjadi hal penting. Dengan manajemen yang baik tentunya akan membawa manfaat baik pula bagi hubungan internasional yang terjalin antar negara.
"Hubungan internasional sendiri menjadi hal yang penting bagi negara untuk dipraktekan. Hal itu karena negara tidak bisa hanya berjalan sendiri saja tanpa memerlukan peranan dari negara lain," tukasnya.
Sedangkan politisi Marzuki Ali pada materi yang disampaikannya mengatakan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bisa menjadi resiko besar. Hal tersebut karena arus perdagangan jadi bebas keluar masuk antar negara. Termasuk arus tenaga kerja asing.
Tenaga terampil asal Indonesia juga bisa lepas dari genggaman negara karena reward yang diperolehnya diluar negeri lebih besar. Namun demikian MEA ini perlu dipandang sebagai peluang besar bagi negara karena terjadi perluasan pasar.
Pada acara ini Unilak melakukan penandatanganan MoU dengan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Resiko dan Asuransi terkait program Pascasarjana Manajemen Unilak.(iry)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/dirut-bank-riau-kepri-dan-rektor-unilak-dr-hj-hasnati-sh_20160926_085331.jpg)