Ketua KONI Riau Tegaskan Atlet Internasional Dibatasi Turun 3 Nomor
Untuk itulah kata Emrizal, dirinya minta technical handbook cabor sudah selesai awal tahun 2017. "Lalu kita
Penulis: Rino Syahril | Editor:
Laporan : Rino Syahril
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau Emrizal Pakis kembali menegaskan bahwa pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Riau September 2017 di Kampar, atlet internasional dibatasi nomor yang diikutnya.
"Rencananya 1 atlet yang berprestasi sampai tingkat internasional hanya diperbolehkan turun 3 nomor saja dan hal ini juga sudah dimasukan dalam Teknikal Handbook masing-masing cabang olahraga (cabor)," ujar Emrizal Pakis kepada Tribun, Kamis (26/1).
Untuk itulah kata Emrizal, dirinya minta technical handbook cabor sudah selesai awal tahun 2017. "Lalu kita serahkan kepada seluruh Kabupaten/kota untuk acuan bagi mereka," ucap Emrizal.
Pembatasan nomor yang diikuti oleh atlet di kancah internasional itu jelas Emrizal, bertujuan agar atlet tersebut tidak memborong medali emas dalam cabor yang diikuti. "Kemudian kita juga tidak ingin nantinya pembibitan atlet terhambat, karena susah kita untuk mengungkit prestasi atlet lainnya,"ungkap Emrizal.
Kalau tidak dibatasi tambah Emrizal maka atlet itu tentunya bisa memborong 10 medali emas, misalnya di cabor renang ada Azzahra dan Vanessa, kedua atlet ini sudah berprestasi ditingkat Internasional. "Lalu dicabor lainnya ada Tri Juanda (silat), Sri Rahayu (angkat berat) dan beberapa cabor lainnya," papar Emrizal.
Pembatasan itu kata Emrizal lagi, akan diberlakukan kepada 20 cabor yang dipertandingkan pada Poprov 2017 di Kampar. "Tujuannya adalah pemerataan meraih medali emas," ucap Emrizal.
Sedangkan untuk persiapan Porprov 2017 saat ini terang Emrizal, masih terus dilakukan dan petunjuk umum serta petunjuk tenis juga terus dipersiapkan. "Tapi saat ini ada masalah keberadaan atlet dan itu hanya 3 cabor saja, sedangkan untuk 17 cabor keberadaan atletnya tidak terlalu pembahasan prinsip," ungkap Emrizal.
3 cabor itu adalah angkat berat dan angkat besi atlet banyak berada di Provinsi dan bukan di Kabupaten/Kota, memang keberadaannya di Pekanbaru tapi tentunya belum tentu atlet Pekanbaru. "Hal inilah yang masih dibahas dan ini secepatnya diselesai agar bisa masuk dalam buku panduan atau technical hand book," papar Emrizal. (rsy)
