SLB Sekar Meranti
VIDEO: Dinding Papan dan Dibatasi Sekat, Ini Kondisi SLB di Meranti yang Dibangun Syafrizal
Itu dilakukannya demi keberlangsungan sekolah yang digagasnya tersebut. Namun sayangnya, permohonan itu tak pernah di gubris oleh
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: David Tobing
Pada 2014 silam, ia mengajak adiknya, Syafrizal untuk mendirikan sekolah luar biasa di desanya.
Suami dari Suriyana ini juga mendapat dukungan istri dan keluarga lainnya.
Berbekal tabungan milik Syafrizal, mereka lantas mendirikan sebuah yayasan dan sekolah yang terbuat dari papan.
"Sampai nol saldo di rekening adik saya untuk modal mendirikan sekolah ini," ujar Rudi.
Proposal Permohonan Bantuan Selalu Ditolak
Ditengah kondisi yang serba kekurangan, memaksa Syafrizal untuk mengajukan permohonan bantuan.
Itu dilakukannya demi keberlangsungan sekolah yang digagasnya tersebut.
Namun sayangnya, permohonan itu tak pernah di gubris oleh Dinas Pendidikan di Meranti.
"Sampai lusuh proposal yang saya bawa, namun Pemkab Meranti hanya berjanji," ujar Syafrizal, Sabtu (26/8/2017).
Ia menuturkan saat ini sekolahnya membutuhkan material untuk perluasan bangunan.
Bangunan Sempit
Menurutnya, bangunan seluas 50 meter terlalu sempit untuk menampung 30 murid-muridnya.
Terlebih anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat membutuhkan ruang yang khusus sesuai karakteristiknya masing-masing.
"Saat ini anak penyandang autis harus digabung dengan anak Tunarungu dan Tunanetra," ujarnya.
Menurut Syafrizal, bangunan SLB yang mereka gunakan saat ini sudah sangat sempit.