SLB Sekar Meranti
Miris Lihat Kondisi SLB Sekar Meranti, Kak Seto Akan Lapor ke Presiden
Setelah saya masuk ke ruangan sekolah, miris saya, ruangan sekecil itu sebenarnya tidak layak untuk anak-anak.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: M Iqbal
Ia mengaku tidak mengutip uang sepeserpun kepada orangtua murid atas jasanya mengantar dan menjemput anak-anak mereka sekolah.
Padahal, setiap hari ia harus merogoh kocek untuk membeli bensin sepeda motornya. Sementara gajinya sebagai kepala sekolah sekaligus ketua yayasan hanya Rp 97 ribu per bulan.
"Bagi saya, yang terpenting mereka bisa sekolah," kata Syafrizal, yang sebelumnya bekerja sebagai pengepul pinang dan getah karet.
Kisah inspiratif Syafrizal yang pertama kali diangkat Tribun pada edisi 28 Agustus 2017 lalu menggugah banyak pihak. Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman bahkan telah mengundang Syafrizal makan siang di kediamannya dan menginstruksikan Dinas Pendidikan Provinsi Riau untuk membantu SLB Sekar Meranti.
Simpati dan bantuan dari berbagai pihak juga mulai mengalir ke SLB Sekar Meranti.
Saat ini SLB Sekar Meranti mendidik 31 anak berkebutuhan khusus seperti autis, tunarungu, tunanetra dan tunagrahita, mulai dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA.(*)