Siak
Tinggal di Perbatasan, Tukimin Rela Lakukan Ini Demi Nonton Film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI
Tukimin hanyalah seorang dari ribuan orang yang ikut menonton pemutaran film penumpasan G30S/PKI itu.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Afrizal
Selain Tukimin, anak-anak setingkat SMP dari desa Suak Lanjut juga naik sepeda menuju lapangan Siak Bermadah.
Mereka berombongan pergi nonton film G30S/PKI itu, dan berombongan pula saat pulang.
"Biasasanya malam minggu kami main ke turap Bang, naik sepeda. Kan dekat. Jadi malam ini kan nobar PKI," kata Rendi.
Masyarakat Siak memang tampak antusias pada pemutaran film yang disutradarai Arifin C Noer itu.
Terlebih isu PKI kini sedang hangat-hangatnya.
Di tengah lautan manusia yang menyaksikan film propaganda pemerintahan Orde Baru itu hadir pula Bupati Siak Syamsuar, Camat Siak Aditya Citra Asmara, Danramil 03/Siak Mayor Kav Suharman dan ketua FPI Siak Habib Umar beserta anggota.
"Pada tahun 1965 itu saya sudah besar, sudah SD. Jadi saya tahu persis kejadian yang terjadi di zaman itu. Walaupun kita waktu itu tidak ada TV kita tahu melalui radio, dan nanti di film itu ada lagu-lagunya, itu lagu Nasakom anak-anak harus pandai saya dulu hafal lagu itu dan sekarang sudah tidak ingat lagi setelah saya menonton film ini saya ingat kembali lagu itu", kata Syamsuar.
Ia mengajak masyarakat agar dapat mewaspadai kebangkitan PKI kembali.
Namun dia berharap tidak terjadi lagi kebangkitan PKI di Tanah Air.
"Ini cerita yang sebenarnya terjadi dan yang harus kita pelajari bahwa sejarah itu tidak boleh dibohongi", kata dia.
Bahkan, Syamsuar menyebut PKI ibarat gunung es.
Meskipun tidak tampak di permukaan namun bisa saja muncul dengan gerakan lebih besar. (*)