Kabar Duka Sepakbola
10 Pesepak Bola yang Meninggal Mengejutkan, No 3 Sedot Perhatian Dunia
Sebelum Choirul Huda ada sejumlah pesepakbola lainnya yang pergi selamanya secara mendadak
Pesepak bola yang mengantarkan Persebaya Surabaya menjadi runner-up Liga Indonesia musim 1998-1999 ini kemudian menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Dokter Soetomo seusai terkena serangan jantung pada malam hari.
Untuk mengenang jasa Eri, Persebaya menamai mes mereka Wisma Eri Irianto.
Bahkan, Tim Bajul Ijo memensiunkan kostum Eri yang bernomor punggung 19.
5. Miklos Feher
Striker Benfica, Miklos Feher, meninggal pada 25 Januari 2004 setelah mengalami serangan jantung ketika bertandang ke markas Vitoria Guimaraes dalam pertandingan Liga Portugal.
Masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-60, Feher menerima kartu kuning pada pengujung laga.
Dia menanggapinya dengan tersenyum.
Namun, tak lama kemudian Pemain Muda Terbaik Hungaria 1997 ini menunduk dan terjatuh di lapangan.
Selama Feher mendapat perhatian medis, beberapa pemain Benfica berlutut untuk berdoa di lapangan.
Sementara itu, ada banyak personel klub, termasuk pelatih Jose Antonio Camacho, yang menangis karena sang penyerang tidak dapat diselamatkan.
6. Antonio Puerta
Pemain Sevilla, Antonio Puerta (tengah), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Schalke 04 dalam pertandingan leg kedua semifinal Piala UEFA di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, Spanyol, 27 April 2006.
Bek kiri Sevilla, Antonio Puerta, meninggal dunia akibat terkena serangan jantung dan kolaps di tengah pertandingan pekan perdana La Liga 2007-2008 kontra Getafe, 25 Agustus 2007.
Dia sempat sadarkan diri sesaat lalu dilarikan ke rumah sakit dan dirawat selama tiga hari. Akan tetapi, nyawa Puerta tak tertolong dan meninggal dunia pada 28 Agustus 2007.
Sevilla, yang berstatus sebagai juara Piala UEFA 2006-2007, harus meladeni perlawanan kampiun Liga Champions, AC Milan, dalam laga Piala Super Eropa yang berlangsung tiga hari setelah kematian Puerta alias 31 Agustus 2007.
Sebagai bentuk toleransi, Milan menawarkan opsi pembatalan laga kepada Sevilla. Namun, duel akhirnya tetap dilaksanakan untuk menghormati dan mengenang Puerta dalam bentuk hening cipta satu menit sebelum sepak mula.
Kedua tim juga mengenakan seragam khusus bertuliskan “Puerta” di bagian bawah nomor punggung setiap pemain plus ban hitam yang melingkar di lengan kanan.
7. Daniel Jarque
Menurut beberapa surat kabar Spanyol, Daniel Jarque ditemukan tewas saat Espanyol menjalani pra-musim di Coverciano, Florence, Italia, pada 8 Agustus 2009.
Bek tengah yang mengantarkan Espanyol menjuarai Copa del Rey 2006 ini sedang berbicara via telepon dengan pacarnya ketika ditemukan mengalami serangan jantung di kamar hotel tim.
Pada 11 Juli 2010, gelandang Spanyol, Andres Iniesta, mendedikasikan gol kemenangan La Furia Roja yang dia cetak dalam laga final Piala Dunia 2010 kontra Belanda.
Ia melakukan selebrasi yang memamerkan kaus bertuliskan, "Dani Jarque selalu bersama kami."
8. Piermario Morosini
Gelandang tim Serie B, Livorno, bernama Piermario Morosini menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit pada 14 April 2012.
Detak jantung mantan pemain Italia U-21 ini dilaporkan berhenti secara tiba-tiba saat sedang bermain membela Livorno menghadapi Pescara dalam lanjutan Serie B.
Pertandingan tersebut dihentikan pada menit ke-31 saat Morosini tergeletak di lapangan tak sadarkan diri.
Berita duka ini membuat Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) langsung mengumumkan penundaan seluruh pertandingan di Italia beberapa menit setelah Morosini dinyatakan meninggal oleh tim dokter.
9. Bruno Zandonadi
Pesepak bola asal Brasil, Bruno Zandonadi, menghembuskan napas terakhir pada 13 Oktober 2012 di Rumah Sakit Usada Insani, Tangerang, karena menderita radang selaput otak.
"Bruno sudah lama mengeluh kepalanya sakit, namun dibiarkan saja dan tidak dibawa ke dokter. Senin kemarin dia masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan dan baru ketahuan penyakitnya. Kata dokter dia menderita radang selaput otak," ujar salah seorang teman Bruno, Christian Carrasco, Sabtu (13/10/2012).
Bruno memulai karier sepak bola di Indonesia sejak 2004 dengan mengenakan seragam Petrokimia.
Sosok yang menempati pos penyerang ini juga pernah memperkuat Persiba Balikpapan, Persita Tangerang, PSIS Semarang, dan Persikota Tangerang.
Bruno terakhir kali membela Persikota Tangerang pada musim 2010-2011. Setelah itu, dia tidak membela klub mana pun.
Kepergian Bruno mendapat respons dari rekan dia di PSIS Semarang, Gustavo Chena, yang mengubah status BlackBerry Messenger-nya dengan mengatakan, "Descansa en paz companero (istirahat yang tenang kawan)."
10. Marc-Vivien Foe
Gelandang Kamerun, Marc-Vivien Foe, jatuh pingsan di tengah lapangan dalam laga semifinal Piala Konfederasi melawan Kolombia di Stade Gerland, Prancis, 26 Juni 2003.
Foe masih bernapas setelah beberapa usaha penyelamatan di lapangan, tetapi nyawanya tidak tertolong tak lama seusai tiba di balai medis stadion. Kegagalan fungsi jantung diduga menjadi penyebab.
Gelar Order of Valour, yang merupakan penghormatan tertinggi bagi ksatria Kamerun, diberikan pemerintah pasca-kepergian Foe.
Tulisan dalam spanduk di luar gereja saat misa pelepasan Foe mewakili semangat sosok yang membawa Kamerun menjuarai Piala Afrika 2000 dan 2002 itu. “Un lion ne meurt jamais," artinya "Singa tak pernah mati."
Tragedi ini juga membuat Manchester City, yang merupakan klub Foe saat itu, memensiunkan nomor punggung 23 untuk mengenang sang pemain.
Bahkan, klub yang diperkuat Foe dalam kurun waktu 1 Juli 1994 hingga 1 Januari 1999, RC Lens, ikut mengabadikan nomor punggung dia, yakni 17.(*)