Mandikan Jenazah Pria Bunuh Diri, Ustaz Alami Kejadian yang Mengerikan, Sampai Tak Bisa Tidur
Terjadi sesuatu hal yang mengejutkan membuat si Ustaz tidak bisa tertidur usai memandikan jenazah itu.
Kali ini ALLAH S.W.T benar-benar ingin menunjukkan kekuatan-Nya. Saat memurnikan tubuh, kotoran dari anus sangat banyak dan tak ada habisnya. Saya memijat perlahan di tanah dengan tujuan mengeluarkan tinja yang ada.
Setelah memastikan itu benar-benar bersih, saya sedang mengetuk-ngetukkan jenazah roh ke level air pada anggota lainnya tapi setiap kali tubuhnya digerakkan setiap saat, tinja masih dalam jumlah banyak.
Kami melanjutkan proses pemandiannya sampai selesai dan saat ditemukan kotoran telah berhenti, maka proses kafani kami pun dimulai.
Tapi hal yang sama masih terjadi saat kita mulai meletakkan mayat di kafan itu. Sekali lagi proses pembersihan selesai dan kafan perlu segera diganti.
Kali ini saya memutuskan untuk menyumbat kapas sebanyak mungkin di samping doa yang tak tergoyahkan di hati ALLAH S.W.T memaafkan semua dosa jiwa dan meringankan kelalaiannya.
Dupa Alhamdulillah berhenti mengalir dan kami melanjutkan proses dengan gemetar.
Satu-satunya perasaan lega hanya sesaat. Sekali lagi kami diuji saat tubuh diselimuti, mengalirkan darah dari mulut dan hidung.
Ini adalah situasi umum yang kita hadapi saat mengelola tubuh dengan pendarahan internal.
Tanpa membuang waktu kita menyucikan darah dengan kapas dan jenazah aman dimakamkan sampai dimakamkan di pemakaman.
Mengungkap latar belakang jiwanya yang sudah mati, menurut informasi bahwa pria tersebut meninggal karena digantungkan di kipas angin di kamarnya setelah istirahat dan ditinggalkan oleh seorang kekasih.
Kekecewaannya muncul saat mengetahui bahwa pacarnya telah menikahi pria lain dan memaksanya untuk berjalan kaki dengan bunuh diri.
Saya diberitahu bahwa keluarga tersebut menolak untuk mengatur tubuhnya dan setelah beberapa hari di jenazah, pewaris masih menolak untuk menuntut mayat tersebut sampai rumah sakit tersebut melakukan kontak dengan saya.
Peristiwa ini masih segar di ingatan saya biarpun telah lama terjadi.
Tentunya semua harus berhati-hati dalam mencintai terhadap sesama. Carilah cinta Allah SWT nicaya cinta dunia yang akan mendekati kita.
Serta Sentiasa berfikiran positif dan mendekatkan diri dengan ALLAH S.W.T agar setiap tindakan kita tidak tersasar ke arah kemungkaran dan jalan yang tidak diredhainya.
Mudahan pengakhiran kita dalam khusnul khotimah dan jangan disebabkan gagal bercinta terhadap makhluk kita menempah menjadi tetamu di gerbang neraka. Nauzubillahimindzalik.(*)