Memprihatinkan, Lantaran Miskin, Warga Ini Terpaksa Tinggal di Kuburan Bersama Tengkorak Sungguhan
Mereka hidup berdampingan dengan mayat, bahkan tengkorak dan tulang manusia berserakan di sekitar mereka
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang banyak dihadapi oleh berbagai negara berkembang seperti Indonesia.
Meski perkembangan ekonomi di beberapa negara ASEAN sedang tumbuh pesat di daerah perkotaan, namun hal tersebut tak menutup kemungkinan masih banyak warga negara mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Seperti masalah kemiskinan yang dihadapi oleh negara tetangga kita yaitu Filipina.
Saking tingginya jumlah warga miskin, masih banyak warga Filipina yang hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan di Manila, ibukota Filipina.
Satu satu permasalahan yang dihadapi ribuan warga miskin di Manila yaitu mengenai tempat tinggal atau hunian.
Banyak dari warga miskin Manila yang kemudian terpaksa memilih menghuni di komplek pemakaman.

Pemakaman tersebut bernama Cementerio Del Norte yang berada di Manila.
Dilansir dari laman Vice, pemakaman ini menjadi kawasan yang dihuni oleh ribuan warga miskin Filipina.
Mulai dari kaum laki-laki, wanita, hingga anak-anak.
Cementerio Del Norte merupakan sebuah pemakaman kuno yang memiliki luas dsekitar 54 hektare.

Berbeda dengan pemakaman pada umumnya yang hanya terhampar batu nisan, namun pemakan Cementerio Del Norte justru berubah bak sebuah kampung.
Pemakaman yang dikenal sebagai kuburn warga etnis Tionghoa kaya raya ini disulap menjadi sebauh hunian.
Dari beberapa foto terlihat jelas, warga miskin di daerah ini tak segan membangun bagunan lengkap dengan atap-atap agar bisa ditinggali di atas bagunan makam tersebut.

Pada awal mulanya pemakaman ini mulai ditinggali oleh mereka warga yang berasal dari daerah pedesaan di Manila pada tahun 1980-an.
Para warga desa tersebut mengaku mencari kehidupan yang lebih baik dengan pindah ke daerah perkotaan.
Namun karena biaya sewa rumah dan rumah yang mahal membuat sebagaian besar warga memilih di pemakaman ini.

Kondisi tempat tinggal semi permanen ini pun sangat memprihatinkan.
Mereka hidup berdampingan dengan mayat, bahkan tengkorak dan tulang manusia berserakan di sekitar mereka dan sudah menjadi hal yang lumrah.
Selain merupakan pemakaman untuk kaum elite, pemakaman ini juga menjadi makam bagi masyarakat umum.
Namun bedanya, biaya pemakaman yang sangat mahal, membuat jenazah yang dikebumikan di pemakaman ini hanya bisa menyewa makam selama 5 tahun lamanya.
Setelah 5 tahun berikutnya, maka jenazah yang ada di dalam makam akan dikeluarkan, untuk diganti dengan jenazah yang baru.
Biasanya petugas makam akan membongkar makam jenazah yang sudah menjadi tulang-belulang tersebut lalu dimasukkan ke dalam sebuah karung.

Nantinya keluarga jenazah tersebut akan mengambil tulang-belulang untuk dikremasi.
Namun tak sedikit ada pula keluarga yang membiarkan tulang-belulang tersebut.
Maka tulang-belulang yang tidak diambil oleh pihak keluarga akan ditumpuk di kawasan makam.

Pemandangan tengkorak manusia pun sudah menjadi hal yang lumrah dirasakan warga yang mendiami kawasan tersebut.
Lihat lah foto-foto penampakan pemakaman Cementerio Del Norte, Manila, Filipina yang telah dijadikan kawasan pemukiman berikut ini.
- Terdapat banyak tumpukan sampah

- Anak-anak bermain di makam

- Bentuk ruang tidur milik warga di kawasan pemakaman

- Kasur berada tepat di samping nisan

- Warga yang mendiami pemakam ini suka mengadakan sabung ayam

- Anak-anak kecil tak takut bermain dengan tengkorak manusia

- Penampakan tumpukan tulang-belulang

- Karaoke-an di makam

- Warga asyik main kartu di makam

(Tribunkaltim.co/ Kay)