Menakar Peluang Gas Bumi Bagi Kapal Industri dan Nelayan Untuk Bahan Bakar di Riau
Pembangunan proyek tersebut direncanakan memakan waktu 12 bulan, sehingga diperkirakan rampung 1 Oktober 2018 mendatang
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pembangunan pipa transmisi gas bumi Duri-Dumai di Riau sepanjang 67 kilometer (km) telah dimulai pada Senin (13/11/2017).
Direktur Komersial PGN, Danny Praditya mengatakan, pembangunan proyek tersebut direncanakan memakan waktu 12 bulan, sehingga diperkirakan rampung 1 Oktober 2018 mendatang.
"Gas dari Duri hingga Dumai bersumber dari tiga blok. Yakni Blok Corriodor (Conoco Philips), Blok Bentu (Energi Mega Persada atau EMP) dan Blok Jambi Merang (Join Operating Body Pertamina-Talisman),"jelasnya.
Gas ini nantinya bakal mendukung pasokan bagi Kilang Pertamina RU II Putri Tujuh, kawasan pelabuhan dan industri di Riau.
Kilang Putri Tujuh kebutuhannya mencapai 57 MMSCFD atau juta kubik per hari. Jumlah ini meningkat bertahap hingga mencapai 120 MMSCFD atau juta kubik per hari.
Seiring menanti si Biru, sejatinya Dumai memiliki banyak potensi.
Selain untuk industri, perkebunan maupun kebutuhan masyarakat, gas bumi ini juga dapat digunakan sebagai bahan bakar kapal.
Kota yang dijuluki sebagai kota pelabuhan ini memiliki puluhan kapal yang berpusat di sembilan unit pelabuhan bertaraf internasional dan beberapa pelabuhan kecil milik warga yang bermukim di pesisir.
Lima unit dikelola ole PT Pelabuhan Indonesia I (PT Pelindo I). Sedangkan empat unit lainnya dikelola perusahaan eksplorasi minyak bumi PT Chevron Pacific Indonesia.
Selain untuk transportasi, pelabuhan ini sejatinya ditujukan untuk kegiatan ekspor dan impor minyak bumi serta hasil alam lainnya seperti kelapa sawit.
Sebab, Dumai memiliki ratusan hektare pekebunan kelapa sawit beserta perusahaan. Terbaru, satu perusahaan besar baru saja membangun pabrik oleokimia terbarukan yang diperkirakan menelan investasi Rp 4,7 triliun
Seiring dengan nilai investasi yang terus masuk ke Dumai, aktivitas di pelabuhan ini pun ikut meningkat. Berbagai macam kapal, seperti jenis feri, kontainer maupun kapal motor milik nelayan silih berganti ke pelabuhan ini.
Dilansir laman PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 pada September lalu, perusahaan itu yang mengoperasikan pelabuhan Belawan, Dumai, Lhokseumawe, dan Gunung Sitoli itu mencatat kinerja positif pada semester I 2017.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan trafik kunjungan kapal Pelindo 1 baik dalam call maupun GT (Gross Tonage).
Direktur Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana mengatakan, hingga semester I-2017, realisasi bongkar muat barang mencapai sebesar 27.574.445 ton atau tumbuh hingga 44,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 19.045.910 ton.
