Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

MIRIS! Dituduh Maling Motor, Pejalar SMA Tewas Mengenaskan di Hakimi Warga

Nur Jamal tewas usai diteriaki maling oleh seorang anggota keluarganya, lalu warga melakukan persekusi hingga dirinya tewas.

Editor: David Tobing
facebook

Saat dihubungi, Suparli menceritakan bagaimana cerita peristiwa tersebut sampai kepada mereka dan bagaimana keresahan serta kegundahan yang mereka alami.

Dikisahkan Suparli, sore 25 Juni 2017 ia dan abangnya Sugianto sedang bersilaturahmi di rumah Condro, Lingkungan III yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.

Seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya, ia dihubungi melalui telepon bahwa adiknya sedang sekarat dan saat itu tengah berada di Rumah Sakit Bhayangkari Tebing Tinggi.

Ia pun menyampaikan kabar tak baik itu kepada abangnya, seketika itu pula lah mereka bergegas.

Suparli pulang ke rumah, sementara abangnya Sugianto berangkat ke rumah sakit.

Ternyata kabar yang diterimanya benar, saat pulang ke rumah untuk menyampaikan kabar itu, Suparli tak lagi menemukan Ngatiman orang tuanya.

Saat itu Ngatiman telah berada di Polsek Tebing Tinggi, dan selanjutnya ke rumah sakit untuk memastikan kondisi dan keberadaan anaknya.

Ternyata apa yang ia dengar sebelumnya dari temannya bahwa seseorang yang dimassakan di Payah Lombang adalah adiknya.

Malam itu juga, sekitar pukul 19 .20 Wib, atau tepat di hari lebaran, gema takbir yang masih terdengar, tergantikan raungan suara sirine ambulance yang membawa jenazah Nur Jamal ke rumah duka.

Kerumunan orang dan warga memenuhi rumah dan halaman, mengucapkan rasa turut berduka dan melantunkan ayat-ayat suci menghantarkan Nur Jamal kembali kepada sang Khalik.

Disampaikan Suparli, pada malam itu rumah mereka juga kedatangan tamu sejumlah petugas kepolisian.

Menanyakan kepada keluarga apakah jenazah Nur Jamal akan di otopsi atau tidak.

Namun keluarga mereka saat itu menyatakan agar jenazah tak usah diotopsi, mengingat kondisi ekonomi keluarga mereka yang tak mampu dan mereka memahami bahwa biaya otopsi sangatlah mahal.

“Saat malam itu ada beberapa polisi dari tebing yang datang pak, menanyakan apakah almarhum (Nur Jamal) akan diotopsi, tapi kami bilang gak usah karena kami orang tak mampu dan otopsi mahal. Habis itu polisinya memfoto jenazah dan pergi,” ujar Suparli.

Keesokan harinya setelah dimandikan dan disholatkan, para kerabat dan sejumlah warga pun menghatarkan jenazah Nur Jamal ke TPU Islam Gang Ikhlas, tak jauh dari kediaman mereka.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved