Eksklusif
Warga Waswas Berkendara Malam, Begini Aksi Begal di Pekanbaru
Salah satu aksi begal yang menyita perhatian warga Pekanbaru adalah kejadian yang menimpa Feri, warga Kilometer 3,5 Jalan Garuda Sakti
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kejahatan jalanan, khususnya begal yang kerap terjadi terjadi akhir-akhir ini, membuat warga waswas. Terutama melakukan aktivitas hingga larut malam. Sejumlah korban berjatuhan.
Terlebih lagi informasi mengenai aksi begal berseliweran di media sosial, membuat warga makin resah.
Salah satu aksi begal yang menyita perhatian warga Pekanbaru adalah kejadian Rabu subuh, 6 Desember 2017.
Feri bin Herman, 26 tahun, warga Kilometer 3,5 Jalan Garuda Sakti RT 04 RW 08 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan, Pekanbaru, tewas di tangan para pelaku begal sadis.
Baca: Ya Ampun, Gimana Rasanya Ya? Kakek 63 Tahun Tak Berhenti Orgasme Gara-gara Kecanduan Ini
Baca: Oknum Guru Diduga Cabuli Siswanya di Kamar Hotel di Pekanbaru
Baca: Gara-gara Dikirimi Gambar Alat Vital, Wanita Dipaksa Beginian di Jalan oleh Pacarnya yang Cemburu
Feri meninggal dunia kehabisan darah dengan lima tusukan di tubuhnya akibat aksi pembegal di Jalan Kubang Raya, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
Para pelaku begal merampas sepeda motor Feri.
Keresahan akibat maraknya aksi perampasan di jalanan memicu warga gelap mata, dengan melakukan tindakan main hakim sendiri.
Seperti yang menimpa Wahyu Fikranda alias Vicki, pemuda 20 tahun, yang tewas mengenaskan di Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Sabtu (16/12/2017) malam, setelah dipukuli warga beramai-ramai karena dituduh begal motor.
Afrianto, warga Jalan Seroja, Pekanbaru, mengaku was-was berkendara di malam hari.
Apalagi jalan menuju tempat tinggalnya di kawasan Tenayan Raya cukup sepi.
"Kalau sudah agak malam pikirannya sudah waswas saja, takut ada begal yang ngikuti dari belakang. Biasanya nggak pernah takut gini, cuma semenjak banyak kejadian makin takut rasanya," ujar pegawai swasta itu kepada Tribun, pekan lalu.
Karena pekerjaan Afrianto biasanya pulang malam.
Maka tidak jarang Afrianto saling berkomunikasi dengan teman atau kenalan lain yang pulang searah ke tempat tinggalnya untuk berkendara bersama.
"Kalau konvoi kan lebih tenang sedikit. Pas pulang kerja biasanya kontak dulu teman yang juga kerja sampai malam. Biar pulang sama-sama," ujar Afrianto.
Rasa takut Afrianto ini juga ditambah dengan informasi yang diterima selama ini begal yang melakukan aksi cukup sadis.
Bahkan di tempat ramai sekalipun berani melakukan aksinya.
Warga Pekanbaru lainnya, yang tinggal di kawasan Parit Indah, Sonny (32) mengemukakan hal senada.
Ia mengaku khawatir dengan maraknya aksi begal di Kota Bertuah.
Sonny mengemukakan, daerah tempat tinggalnya Jalan Parit Indah merupakan jalur yang sering terjadi aksi kriminal begal.
Sehingga saat bepergian di malam hari ia selalu waswas.
"Asal naik sepeda motor, saya fokus lihat kaca spion, takut ada yang ngikutin dari belakang sebagai antisipasi. Jadi nggak bisa tenang saya kalau naik motor malam,"ujar Sonny.
Sonny mengharapkan di jalur Jalan Parit Indah tersebut dilengkapi lampu penerangan jalan.
Jika perlu dirikan pos polisi untuk mengantisipasi terjadinya aksi kriminal jalanan tersebut. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/rzk/uha/smg/brt/dri/zid/iam)
Bagaimanakah kisah warga Pekanbaru yang jadi korban main hakim sendiri? Baca selengkapnya berita Eksklusif Harian Tribun Pekanbaru EDISI HARI INI.