Dumai
Puluhan Pedagang Pasar Panglimo Gedang Dumai Masih Bertahan, Ini Dia Alasannya
Sejumlah pedagang Pasar Panglimo Gedang yang di tepi Jalan MH Thamrin, Kota Dumai juga masih bertahan di sana.
Penulis: Fernando | Editor: harismanto
lihat foto
Laporan Wartawan Tribundumai.com, Fernando Sikumbang
TRIBUNDUMAI.COM,DUMAIBARAT - Puluhan Pedagang Pasar Tradisional Panglimo Gedang ternyata masih bertahan di dalam areal tersebut, Minggu (14/1/2018).
Mereka belum tampak membongkar lapak yang ada di areal milik Patra Niaga ini.
Sejumlah pedagang Pasar Panglimo Gedang yang di tepi Jalan MH Thamrin, Kota Dumai juga masih bertahan di sana.
Baca: Aksi 212 akan Digelar Kembali 12 Februari 2018, Ini Dia Tujuannya
Baca: Marion Jola Bikin Juri Audition 1 Indonesian Idol 2018 Terpukau, Ini Dia 5 Fakta Soal Marion
Tim terpadu berencana menertibkan para pedagang yang ada di tepi Jalan MH Thamrin, Kota Dumai.
Pedagang mengaku sudah tiga tahun berjualan di sana.
Satu pedagang, Haji Sitangga mendapat lapak yang posisinya di depan Pasar Panglimo Gedang.
Sitanggang mengaku masih menanti arahan dari Panglimo Gedang.
Baca: Sepakat Pindah ke Pasar Klakap Tujuh Dumai Ratusan Pedagang Masih Berjualan di Jalan MH Thamrin
"Kami sudah ada kesepakatan dengan pengelola. Kami juga bayar setiap hari Rp 5000 untuk keamanan dan kebersihan," uja pedagang barang bekas itu.
Pedagang lainnya, Simamora mengaku sudah berbincang dengan pengelola pasar.
Ia mengaku bakal membongkar ketika ada arahan dari pengelola.
"Kami bukan tak mau ikut aturan, tapi yang kami sudah ada kesepakatan dengan pengelola," ujar penjual buah di depan Pasar Panglimo Gedang.
Pedagang Pasar Panglimo Gedang enggan pindah dari areal pasar. Mereka pindah setelah tidak adanya Pasar Dock Yard.
Senator Riau di DPD RI, Instiawati Ayus ternyata meresmikan Pasar Panglimo Gedang pada 2015 silam.
Baca: Siapakah Pria yang Kebut Mobil Tanpa Ban, Todong Warga dengan Pistol lalu Terjun ke Sungai Kampar?
Ada ratusan pedagang berada di pasar bentukan Awaluddin atau Haji Gedang. Bangunan pasar berdiri di atas lahan sengketa.
Lahan tersebut adalah milik PT.Patra Niaga. Hal ini sesuai putusan kasasi yang Pihak Mahkamah Agung pada penghujung tahun 2016 silam.
Tiga tahun pasca putusan kasasi belum ada eksekusi terhadap lahan itu. (*)
