Perayaan Imlek 2018
4 Presiden Bebaskan Perayaan Imlek, Di Bawah Rezim Siapakah yang Paling Disenangi
Perayaan imlek bisa diselenggarakan bebas sejak kepemimpinan Gus Dur. Sejak saat itu, sudah 4 Presiden yang memimpin Indonesia.
Selanjutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2014, tentang pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967.
Keppres itu berisi tentang menghapus istilah China dan kembali ke istilah etnis Tionghoa.
Menurut SBY, tidak adil apabila mereka yang sudah lahir, besar dan bekerja serta mengabdi di Indonesia masih mendapatkan streotype dengan penyebutan istilah etnis China atau Cina.
Keppres Nomor 12 Tahun 2014 yang ditandatangani oleh SBY pada 14 Maret merupakan sebuah terobosan penting dalam upaya menciptakan suasanan kehidupan yang bebas diskriminasi Ras dan Golongan.
Begitu pula di zaman Pemerintah Jokowi. Di masa ini, ia melanjutkan kebijakan yang sudah ditetaskan oleh para pendahulunya.
Masyarakat Tionghoa memiliki penilaian tersendiri terkait perayaan Imlek di era kepemimpinan Abdurrahaman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ternyata, era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dianggap sebagai masa yang paling nyaman bagi masyarakat Tionghoa.
Hal ini diakui pula oleh Aktivis Forum Bersama Indonesia Tionghoa (FBIT) Andreas Laurends alias Liu Kuang Ming. "Masyarakat Suku Tionghoa Indonesia memandang era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah masa paling nyaman sepanjang sejarah Indonesia merdeka," seperti dikutip dari National Geographic.
Saat ini, lembaran sejarah politik Indonesia menampilkan perayaan seni dan tradisi budaya Tionghoa kembali semarak setelah sekian lama terkubur di bawah kekuasaan rezim Orde Baru.
Ucapan "Gong Xi Fa Cai" makin bertebaran di ruang-ruang publik seperti televisi, media cetak, dan media sosial. (national geographic)