BRG Koordinasi Dengan KLHK dan Satgas Karhutla Provinsi
Kepala BRG, Nazier Fuad, Selasa (20/2/2018) menjelaskan jika lembaga adhock ini menempuh tiga respon cepat atas Karhutla yang terjadi saat ini.
Penulis: Ilham Yafiz | Editor:
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sejumlah provinsi di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Riau membuat Badan Restorasi Gambut (BRG) mengambil upaya cepat, berkoordinasi dengan intansi terkait, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) dan Satuan Tugas (Satgas) Karhutla di masing-masing Provinsi di Sumatera dan Kalimantan.
Kepala BRG, Nazier Fuad, Selasa (20/2/2018) menjelaskan jika lembaga adhock ini menempuh tiga respon cepat atas Karhutla yang terjadi saat ini.
"Yang pertama kami melakukan pendataan ulang pada areal rawan terbakar di wilayah target
restorasi gambut. Secara periodik kami mengamati keberadaan titik api dan tinggi muka air di lahan gambut," sebutnya.
Upaya kedua yang siap dilakukan BRG adalah membentuk posko pemantauan dan patroli kebakaran di desa-desa gambut rawan kebakaran.
“Posko yang kami bentuk diutamakan di wilayah yang belum ada posko serupa. Keberadaan Posko ini berbasis pada masyarakat setempat," urainya.
Sementara itu, untuk pencegahan kebakaran, kegiatan pembasahan gambut ditingkatkan dan diperluas. Ini menjadi aksi ketiga yang dilakukan BRG menghadapi kebakaran. Dalam sepekan ke
depan BRG mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur pembasahan di lokasi rawan terbakar saat ini, dan perbaikan infrastruktur yang telah ada. Infrastruktur tersebut termasuk sekat kanal dan sumur bor yang ditempatkan di sejumlah titik kawasan gambut rawan terbakar.
Sementara itu, terkait koordinasi dan komunikasi di provinsi rawan Karhutla, BRG mengintensifkan pola ini dengan Satgas Karhutla di setiap Provinsi.
"Kami telah menugaskan dua Deputi untuk menjalankan koordinasi ini sekaligus memimpin pelaksanaan tiga aksi utama untuk merespon kebakaran ini. Untuk kegiatan di Sumatera ditugaskan Deputi Bidang Penelitian dan
Pengembangan, sementara untuk kegiatan di Kalimantan kami tugaskan Deputi Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaam,” tandas Fuad.(*)